Irma Kumala Sari
120531100029
Ilmu Komunikasi “A”
Perkembangan Teknologi
Komunikasi
GERAKAN BERSEPEDA (Comunitas B2W)
- Awal mula sepeda
Sejarah sepeda bermula di Eropa.
Sekitar tahun 1790, sebuah sepeda pertama berhasil dibangun di Inggris. Cikal
bakal sepeda ini diberi nama Hobby Horses dan Celeriferes. Keduanya belum punya
mekanisme sepeda zaman sekarang, batang kemudi dan sistem pedal. Yang ada hanya
dua roda pada sebuah rangka kayu. Meski begitu, Hobby Horses dan Celeriferes
cukup menolong orang-orang – pada masa itu – untuk berjalan. Penemuan fenomenal
dalam kisah masa lalu sepeda tercipta berkat Baron Karl Von Drais.
Von Drais yang tercatat sebagai mahasiswa matematik dan mekanik di Heidelberg, Jerman berhasil melakukan terobosan penting, yang ternyata merupakan peletak dasar perkembangan sepeda selanjutnya. Oleh Von Drais, Hobby Horse dimodifikasi hingga mempunyai mekanisme kemudi pada bagian roda depan. Dengan mengambil tenaga gerak dari kedua kaki, Von Drais mampu meluncur lebih cepat saat berkeliling kebun. Ia sendiri menyebut kendaraan ini dengan nama, Draisienne. Hingga beritanya dimuat di koran lokal Jerman pada 1817.
Proses penciptaan selanjutnya dilakukan Kirkpatrick Macmillan. Pada tahun 1839, ia menambahkan batang penggerak yang menghubungkan antara roda belakang dengan ban depan Draisienne. Untuk menjalankannya, tinggal mengayuh pedal yang ada. James Starley mulai membangun sepeda di Inggris di tahun 1870. Ia memproduksi sepeda dengan roda depan yang sangat besar (high wheel bicycle) sedang roda belakangnya sangat kecil. Sepeda jenis ini sangat populer di seluruh Eropa. Sebab Starley berhasil membuat terobosan dengan mencipta roda berjari-jari dan metode cross-tangent. Sampai kini, kedua teknologi itu masih terus dipakai. Buntutnya, sepeda menjadi lebih ringan untuk dikayuh.
Sayangnya, sepeda dengan roda yang
besar itu memiliki banyak kekurangan. Ini menjadi dilema bagi orang-orang yang
berperawakan mungil dan wanita. Karena posisi pedal dan jok yang cukup tinggi,
mereka mengeluhkan kesulitan untuk mengendarainya. Sampai akhirnya, keponakan
James Starley, John Kemp Starley menemukan solusinya. Ia menciptakan sepeda
yang lebih aman untuk dikendarai oleh siapa saja pada 1886. Sepeda ini sudah
punya rantai untuk menggerakkan roda belakang dan ukuran kedua rodanya
sama. Namun penemuan tak kalah penting dilakukan John Boyd Dunlop pada
1888. Dunlop berhasil menemukan teknologi ban sepeda yang bisa diisi dengan
angin (pneumatic tire).
Dari sinilah, awal kemajuan sepeda
yang pesat. Beragam bentuk sepeda berhasil diciptakan. Seperti diketahui
kemudian, sepeda menjadi kendaraan yang mengasyikkan. Di Indonesia,
perkembangan sepeda banyak dipengaruhi oleh kaum penjajah, terutama Belanda.
Mereka memboyong sepeda produksi negerinya untuk dipakai berkeliling menikmati
segarnya alam Indonesia. Kebiasaan itu menular pada kaum pribumi berdarah biru.
Akhirnya, sepeda jadi alat transportasi yang bergengsi.
Pada masa berikutnya, saat peran sepeda makin terdesak oleh beragam teknologi yang disandang kendaraan bermesin (mobil dan motor), sebagian orang mulai tertarik untuk melestarikan sejarah lewat koleksi sepeda antik. Rata-rata, sepeda lawas mereka keluaran pabrikan Eropa. Angka tahunnya antara 1940 sampai 1950-an. Dan mereka sangat cermat dalam merawatnya. ” Di masyarakat Indonesia, sepeda lawas itu dikenal dengan beberapa sebutan, seperti ontel, jengki, kumbang dan sundung. ”
Sepeda yang kini menjadi suatu barang yang antic bagi kalangan masyarakat, terlebih kaum muda, sementara perkembangan dunia teknologi yang semakin cepat ini menggeser banyak hal unik dan menarik di masa dulu hingga sekarang. Sepeda yang dulu menjadi alat transportasi utama kini hanya menjadi koleksi dan bahkan disebut benda antik. Tak banyak kita jumpai terlebih di negara Indonesia khususnya Jakarta pengguna sepeda yang ramah lingkungan ini. Kebanyakan mereka lebih memilih menggunakan kendaran bermotor, berbahan bakar solar yang tentunya akan banyak menjadikan polusi terlebih kota yang telah punah dalam penghijaun kota.
Hingga
pada 6 Agustus 2004 muncullah Gerakan
Bike to Work di Indonesia diawali di Jakarta yang digagas oleh komunitas MTB
JPG (Jalur Pipa Gas), Serpong Banten yang dihadiri oleh sekitar 150 pesepeda.
Kampanye ini bertempat di halaman gedung Danamon Square – Jalan Jenderal
Sudirman, Jakarta. Dari situlah nama sepeda unik bergeser menjadi sepeda santai
atau yang sering di sebut dengan sepeda sehat.
- Gerakan Bersepeda B2W (Bike to
Work)
Awal mula munculnya gerakan ini dari
sekelompok penggemar kegiatan sepeda gunung yang punya semangat, gagasan dan
harapan akan terwujudnya udara bersih di perkotaan, lahirlah Komunitas Pekerja
Bersepeda (Bike-to-Work Community) yang kemudian menggagas kampanye pertama
penggunaan sepeda ke tempat kerja pada 6 Agustus 2004. Seiring dengan
berjalannya waktu, peminat alternatif moda transportasi selain kendaraan
bermotor ini semakin berkembang, hingga dirasa perlu untuk dibuat wadah agar
gerakan ini dapat semakin tersosialisasi.
Ozy F Sjarindra mengutarakan ide besar ini muncul dari hobi sekelompok orang yang gemar bersepeda pada akhir pekan. Belakangan ketahuan, sebagian ternyata memiliki kebiasaan naik sepeda ke kantor. Setelah bertemu dengan sesama pencinta sepeda yang menggunakan kendaraan tanpa mesin ini untuk bekerja, akhirnya disepakati untuk membentuk komunitas B2W.
Komunitas B2W tidak hanya menggunakan sepeda untuk main-main, tetapi juga bekerja. Mereka kemudian memperkuat komunitas B2W yang senantiasa memperjuangkan hak-hak pengendara sepeda. Keberadaan komunitas B2W lalu disosialisasikan melalui berbagai media, termasuk membangun situs internet. Komunitas B2W yang anggotanya adalah pekerja bersepeda kemudian dideklarasikan kelahirannya pada 27 Agustus 2005 di Jakarta.
Adapun
Visi dan Misi dari komunitas B2W-Indonesia yang merupakan wujud kepedulian
terhadap peningkatan kualitas manusia Indonesia secara fisik maupun psikis,
serta terhadap permasalahan lingkungan hidup yang terjadi saat ini
ü Visi
Terciptanya lingkungan hidup yang
sehat dengan bersepeda serta terciptanya jalur prioritas sepeda
ü Misi
Meningkatkan Jumlah Pengguna Sepeda
Untuk Beraktivitas Sehari-hari
Sesuai dengan MISI yang telah dicanangkan yakni “Meningkatkan Jumlah Pengguna Sepeda untuk Beraktivitas”, maka agar masyarakat terdorong untuk menggunakan sepedanya dalam beraktivitas sehari-hari, dipandang perlu untuk mewujudkan Fasilitas Bersepeda yang memadai sebagai bagian dari Infrastruktur Bersepeda. Adapun contoh Infrastuktur Bersepeda adalah;
ü Jalur
khusus sepeda,
ü Area
parkir sepeda yang layak,
ü Fasilitas
mandi umum / ganti pakaian yang memadai, serta
ü Integrasi
antara infrastruktur bersepeda dengan fasilitas kendaraan umum.
Pada saat itu komunitas ini mampu
mengumpulkan 500 orang yang bersepeda ke kantor. Setelah dideklarasikan,
ternyata kondisi makro-ekonomi malah mendukung keberadaan komunitas B2W.
Kenaikan harga BBM, harga sembako, dan tarif angkutan membuat masyarakat harus
mencari kendaraan alternatif, yaitu sepeda. Yang menarik, komunitas
B2W-Indonesia memang sepenuh daya dalam memperjuangkan fasilitas karyawan
bersepeda, misalnya lokasi parkir khusus untuk sepeda di gedung perkantoran
mengingat barang tersebut mudah dicuri.
Adapun struktur kepengurusan
komunitas B2W Indonesia
periode 2009 – 2011 :
§ Dewan Pembina :
Ozy F Sjarindra
Hendro Poernomo
Indra Ghrawita
Susila Oktabri
Taufik Hidayat
Tekad Adiyono
Toto Sugito
Ozy F Sjarindra
Hendro Poernomo
Indra Ghrawita
Susila Oktabri
Taufik Hidayat
Tekad Adiyono
Toto Sugito
§ Dewan Penasehat :
Bayu Sukmana Pasi
Ramadhani Achdiawan
Ramadhani Achdiawan
§ Pelindung :
Kusmayanto Kadiman
Kusmayanto Kadiman
§ Ketua Umum : Toto Sugito
§ Sekretaris : Fahmi Pahlevi A, Rifa Ilyasa, Winna Ananda
§ Bendahara : Naning, Imelda
§ Ketua 1 : Rivo Pamudji
§ Humas & Publikasi :Novrizal Kristanto, Cecep Gumilang, Lucy
Iskandar
§ Info, Data dan Media Online : Wahyu Diartito, M Lutfi, Ripto Gatut,
Arie Zanahar (Reymanx)
§ Kegiatan : Alfa Febrianto, Wido Kris, Yudha Bahua, Widi Asmoro
§ Ketua 2 : Afan Mendrofa
§ Kewilayahan : Poetoet Soedarijanto, Endra Datta (Bali), Ella, Aditya
Wiwoho, Tammy

l. H. Jaenuddin No. 81 B,
RT002/014
Kel. Gandaria Utara, Kec. Kebayoran Baru,
Radio Dalam, Jakarta Selatan 12140
Indonesia
Telp : +622191266555
Email korespondensi:
sekretariat@b2w-indonesia.or.id
Email pertanyaan dan informasi:
info@b2w-indonesia.or.id
Kel. Gandaria Utara, Kec. Kebayoran Baru,
Radio Dalam, Jakarta Selatan 12140
Indonesia
Telp : +622191266555
Email korespondensi:
sekretariat@b2w-indonesia.or.id
Email pertanyaan dan informasi:
info@b2w-indonesia.or.id
·
Pencapaian komunitas
B2W-Indonesia
a)
Diterimanya penghargaan Clean
Air Award dari Swiss Contact pada tahun 2005
b)
Diluncurkannya Website resmi http://www.b2w-indonesia.or.id pada
Agustus 2006
c)
Dipercaya menyelenggarakan
event pendahuluan Konferensi PBB untuk Perubahan Iklim (UNFCCC) di Denpasar,
Bali, November 2007, dengan media berupa kampanye bersepeda Jakarta – Bali
dengan nama event Bike for Earth Goes to Bali (BFEGTB), yang dilepas dan
diterima oleh Presiden RI Bp. Susilo Bambang Yudhoyono.
d) Memperoleh penghargaan ”Indonesia Berprestasi” dari XL pada tahun
2008.
e)
Dipatenkannya Logo B2W-Indonesia.
f)
Terbentuk 18 B2W tahun
2008-Wilayah yang tersebar seantero negeri, yaitu Aceh (NAD), Bandar Lampung,
Bandung, Bali, Balikpapan, Cirebon, Madiun, Makassar, Mataram, Mojokerto,
Pangkalpinang, Pekanbaru, Sangatta, Semarang, Surabaya, Simeulue (Kepulauan), Tuban,
dan Yogyakarta. Menyusul Palembang, Purwokerto, Meulaboh dan Ambon.
g)
Peningkatan jumlah Pekerja
Bersepeda yang cukup signifikan di kota-kota besar. Dari 500 orang menjadi
hampir 5000 dalam kurun 2 tahun (berdasarkan mailing list dan website)
h)
Selalu disertakan dalam
kegiatan-kegiatan maupun seminar yang berkaitan dengan lingkungan hidup.
i)
Semakin banyak pejabat
pemerintah yang berminat dan mendukung jajarannya untuk bersepeda ke kantor;
Fauzi Bowo (Gubernur DKI Jakarta), Andi Alifian Mallarangeng (Juru Bicara
Kepresidenan), Koesmayanto Kadiman (Menristek), Rahmat Witoelar (Mentri LH),
termasuk beberapa CEO perusahaan besar dan multinasional.
j)
Bekerja-sama dengan salah satu
produsen sepeda terbesar di Indonesia yaitu Polygon, untuk memproduksi dua
jenis sepeda edisi khusus B2W-Indonesia.
·
Sejarah Pelaksanaan Strategi
Komunikasi Komunitas B2W-Indonesia dalam setahun terakhir.
a)
Car Free Day (Hari Bebas
Kendaraan Bermotor)
b)
Kegiatan Obor Nusantara, 19 Mei
2008
c)
Gerakan Penghematan Energi
Nasional, 20 Juni 2008
d) Bike to Work Day, 29 Agustus 2008
e)
SIMPATIZONE Cyclist Gathering
2009
f)
Sepeda Untuk Sekolah
g)
Bike to Jazz Java Jazz Festival
adalah perhelatan musik jazz
h)
Peluncuran sepeda lipat
(folding bike) versi B2W-Indonesia
i)
Sepeda Sehat B2W acara Fun Bike
dengan tema Saver, Faster, Fun and Fitness yang bertepatan dengan acara Car
Free Day pada tanggal 26 April 2009.
·
Strategi Komunikasi yang
digunakan oleh Komunitas B2W Indonesia
Strategi
Komunikator
a)
Penggunaan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono,
Strategi
Target Audience
a)
Pemilihan masyarakat pekerja
terutama di daerah Jakarta Pusat sebagai target campaign.
b)
Pemilihan keluarga yang mapan
dalam campaign fun bike.
Strategi
Media dan Channel.
a)
Penggunaan media coverage
televisi nasional maupun lokal di Jakarta sebagai media campaign.
b)
Penggunaan flyers, brosur dan
merchandise Bike to Work yang dibagikan ke masyarakat di Jakarta.
c)
Penggunaan website dan mailing
list di internet, sebagai sarana penghubung antara anggota maupun yang belum
menjadi anggota komunitas B2W-Indonesia.
Strategi Pesan
a)
Penggunaan global warming dan
isu lingkungan sebagai pesan yang ingin disampaikan melalui campaign
Strategi pada hakikatnya merupakan
perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk
mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang
hanya akan menunjukan suatu arah, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana
taktik operasionalnya. Strategi komunikasi menjadi panduan perencanaan
komunikasi dengan manajemen komunikasi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Tujuan komunikasi dapat dilihat dari berbagai aspek dalam kampanye
dan propaganda. Untuk itu diperlukan strategi yang pada hakikatnya adalah
perencanaan dan manajemen untuk mencapai tujuan tertentu dalam praktik
operasionalnya. Dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi komunikasi memberikan
fokus terhadap usaha komunikasi yang dilakukan karena dengan perencanaan dan
manajemen membantu mendapatkan hasil dan melihat jauh ke depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar