Sabtu, 25 Oktober 2014

GERAKAN BERSEPEDA (Comunitas B2W) "PERTEKOM"

Irma Kumala Sari
120531100029
Ilmu Komunikasi “A”
Perkembangan Teknologi Komunikasi

GERAKAN BERSEPEDA (Comunitas B2W)

  • Awal mula sepeda

Sejarah sepeda bermula di Eropa. Sekitar tahun 1790, sebuah sepeda pertama berhasil dibangun di Inggris. Cikal bakal sepeda ini diberi nama Hobby Horses dan Celeriferes. Keduanya belum punya mekanisme sepeda zaman sekarang, batang kemudi dan sistem pedal. Yang ada hanya dua roda pada sebuah rangka kayu. Meski begitu, Hobby Horses dan Celeriferes cukup menolong orang-orang – pada masa itu – untuk berjalan. Penemuan fenomenal dalam kisah masa lalu sepeda tercipta berkat Baron Karl Von Drais.

Von Drais yang tercatat sebagai mahasiswa matematik dan mekanik di Heidelberg, Jerman berhasil melakukan terobosan penting, yang ternyata merupakan peletak dasar perkembangan sepeda selanjutnya. Oleh Von Drais, Hobby Horse dimodifikasi hingga mempunyai mekanisme kemudi pada bagian roda depan. Dengan mengambil tenaga gerak dari kedua kaki, Von Drais mampu meluncur lebih cepat saat berkeliling kebun. Ia sendiri menyebut kendaraan ini dengan nama, Draisienne. Hingga beritanya dimuat di koran lokal Jerman pada 1817.

Proses penciptaan selanjutnya dilakukan Kirkpatrick Macmillan. Pada tahun 1839, ia menambahkan batang penggerak yang menghubungkan antara roda belakang dengan ban depan Draisienne. Untuk menjalankannya, tinggal mengayuh pedal yang ada. James Starley mulai membangun sepeda di Inggris di tahun 1870. Ia memproduksi sepeda dengan roda depan yang sangat besar (high wheel bicycle) sedang roda belakangnya sangat kecil. Sepeda jenis ini sangat populer di seluruh Eropa. Sebab Starley berhasil membuat terobosan dengan mencipta roda berjari-jari dan metode cross-tangent. Sampai kini, kedua teknologi itu masih terus dipakai. Buntutnya, sepeda menjadi lebih ringan untuk dikayuh.

Sayangnya, sepeda dengan roda yang besar itu memiliki banyak kekurangan. Ini menjadi dilema bagi orang-orang yang berperawakan mungil dan wanita. Karena posisi pedal dan jok yang cukup tinggi, mereka mengeluhkan kesulitan untuk mengendarainya. Sampai akhirnya, keponakan James Starley, John Kemp Starley menemukan solusinya. Ia menciptakan sepeda yang lebih aman untuk dikendarai oleh siapa saja pada 1886. Sepeda ini sudah punya rantai untuk menggerakkan roda belakang dan ukuran kedua rodanya sama.  Namun penemuan tak kalah penting dilakukan John Boyd Dunlop pada 1888. Dunlop berhasil menemukan teknologi ban sepeda yang bisa diisi dengan angin (pneumatic tire).

Dari sinilah, awal kemajuan sepeda yang pesat. Beragam bentuk sepeda berhasil diciptakan. Seperti diketahui kemudian, sepeda menjadi kendaraan yang mengasyikkan. Di Indonesia, perkembangan sepeda banyak dipengaruhi oleh kaum penjajah, terutama Belanda. Mereka memboyong sepeda produksi negerinya untuk dipakai berkeliling menikmati segarnya alam Indonesia. Kebiasaan itu menular pada kaum pribumi berdarah biru. Akhirnya, sepeda jadi alat transportasi yang bergengsi.

Pada masa berikutnya, saat peran sepeda makin terdesak oleh beragam teknologi yang disandang kendaraan bermesin (mobil dan motor), sebagian orang mulai tertarik untuk melestarikan sejarah lewat koleksi sepeda antik. Rata-rata, sepeda lawas mereka keluaran pabrikan Eropa. Angka tahunnya antara 1940 sampai 1950-an. Dan mereka sangat cermat dalam merawatnya. ” Di masyarakat Indonesia, sepeda lawas itu dikenal dengan beberapa sebutan, seperti ontel, jengki, kumbang dan sundung. ”

Sepeda yang kini menjadi suatu barang yang antic bagi kalangan masyarakat, terlebih kaum muda, sementara perkembangan dunia teknologi yang semakin cepat ini menggeser banyak hal unik dan menarik di masa dulu hingga sekarang. Sepeda yang dulu menjadi alat transportasi utama kini hanya menjadi koleksi dan bahkan disebut benda antik. Tak banyak kita jumpai terlebih di negara Indonesia khususnya Jakarta pengguna sepeda yang ramah lingkungan ini. Kebanyakan mereka lebih memilih menggunakan kendaran bermotor, berbahan bakar solar yang tentunya akan banyak menjadikan polusi terlebih kota yang telah punah dalam penghijaun kota.

Hingga pada 6 Agustus 2004 muncullah  Gerakan Bike to Work di Indonesia diawali di Jakarta yang digagas oleh komunitas MTB JPG (Jalur Pipa Gas), Serpong Banten yang dihadiri oleh sekitar 150 pesepeda. Kampanye ini bertempat di halaman gedung Danamon Square – Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta. Dari situlah nama sepeda unik bergeser menjadi sepeda santai atau yang sering di sebut dengan sepeda sehat.

  • Gerakan Bersepeda B2W (Bike to Work)

Awal mula munculnya gerakan ini dari sekelompok penggemar kegiatan sepeda gunung yang punya semangat, gagasan dan harapan akan terwujudnya udara bersih di perkotaan, lahirlah Komunitas Pekerja Bersepeda (Bike-to-Work Community) yang kemudian menggagas kampanye pertama penggunaan sepeda ke tempat kerja pada 6 Agustus 2004. Seiring dengan berjalannya waktu, peminat alternatif moda transportasi selain kendaraan bermotor ini semakin berkembang, hingga dirasa perlu untuk dibuat wadah agar gerakan ini dapat semakin tersosialisasi.

Ozy F Sjarindra mengutarakan ide besar ini muncul dari hobi sekelompok orang yang gemar bersepeda pada akhir pekan. Belakangan ketahuan, sebagian ternyata memiliki kebiasaan naik sepeda ke kantor. Setelah bertemu dengan sesama pencinta sepeda yang menggunakan kendaraan tanpa mesin ini untuk bekerja, akhirnya disepakati untuk membentuk komunitas B2W.

Komunitas B2W tidak hanya menggunakan sepeda untuk main-main, tetapi juga bekerja. Mereka kemudian memperkuat komunitas B2W yang senantiasa memperjuangkan hak-hak pengendara sepeda. Keberadaan komunitas B2W lalu disosialisasikan melalui berbagai media, termasuk membangun situs internet. Komunitas B2W yang anggotanya adalah pekerja bersepeda kemudian dideklarasikan kelahirannya pada 27 Agustus 2005 di Jakarta.

Adapun Visi dan Misi dari komunitas B2W-Indonesia yang merupakan wujud kepedulian terhadap peningkatan kualitas manusia Indonesia secara fisik maupun psikis, serta terhadap permasalahan lingkungan hidup yang terjadi saat ini
ü  Visi
Terciptanya lingkungan hidup yang sehat dengan bersepeda serta  terciptanya jalur prioritas sepeda
ü  Misi
Meningkatkan Jumlah Pengguna Sepeda Untuk Beraktivitas Sehari-hari

Sesuai dengan MISI yang telah dicanangkan yakni “Meningkatkan Jumlah Pengguna Sepeda untuk Beraktivitas”, maka agar masyarakat terdorong untuk menggunakan sepedanya dalam beraktivitas sehari-hari, dipandang perlu untuk mewujudkan Fasilitas Bersepeda yang memadai sebagai bagian dari Infrastruktur Bersepeda. Adapun contoh Infrastuktur Bersepeda adalah;
ü  Jalur khusus sepeda,
ü  Area parkir sepeda yang layak,
ü  Fasilitas mandi umum / ganti pakaian yang memadai, serta
ü  Integrasi antara infrastruktur bersepeda dengan fasilitas kendaraan umum.
Pada saat itu komunitas ini mampu mengumpulkan 500 orang yang bersepeda ke kantor. Setelah dideklarasikan, ternyata kondisi makro-ekonomi malah mendukung keberadaan komunitas B2W. Kenaikan harga BBM, harga sembako, dan tarif angkutan membuat masyarakat harus mencari kendaraan alternatif, yaitu sepeda. Yang menarik, komunitas B2W-Indonesia memang sepenuh daya dalam memperjuangkan fasilitas karyawan bersepeda, misalnya lokasi parkir khusus untuk sepeda di gedung perkantoran mengingat barang tersebut mudah dicuri.

Adapun struktur kepengurusan komunitas B2W Indonesia periode 2009 – 2011 :
§  Dewan Pembina :
    Ozy F Sjarindra
    Hendro Poernomo
    Indra Ghrawita
    Susila Oktabri
    Taufik Hidayat
    Tekad Adiyono
    Toto Sugito

§  Dewan Penasehat :
Bayu Sukmana Pasi
     Ramadhani Achdiawan

§  Pelindung :
            Kusmayanto Kadiman

§  Ketua Umum : Toto Sugito
§  Sekretaris : Fahmi Pahlevi A, Rifa Ilyasa, Winna Ananda
§  Bendahara  : Naning, Imelda
§  Ketua 1 : Rivo Pamudji
§  Humas & Publikasi :Novrizal Kristanto, Cecep Gumilang, Lucy Iskandar
§  Info, Data dan Media Online : Wahyu Diartito, M Lutfi, Ripto Gatut, Arie Zanahar (Reymanx)
§  Kegiatan : Alfa Febrianto, Wido Kris, Yudha Bahua, Widi Asmoro
§  Ketua 2 : Afan Mendrofa
§  Kewilayahan : Poetoet Soedarijanto, Endra Datta (Bali), Ella, Aditya Wiwoho, Tammy
Info data media onlin B2W
l. H. Jaenuddin No. 81 B, RT002/014
Kel. Gandaria Utara, Kec. Kebayoran Baru,
Radio Dalam, Jakarta Selatan 12140
Indonesia
Telp : +622191266555

Email korespondensi:
sekretariat@b2w-indonesia.or.id
Email pertanyaan dan informasi:
info@b2w-indonesia.or.id
·         Pencapaian komunitas B2W-Indonesia
a)      Diterimanya penghargaan Clean Air Award dari Swiss Contact pada tahun 2005
b)      Diluncurkannya Website resmi http://www.b2w-indonesia.or.id pada Agustus 2006
c)      Dipercaya menyelenggarakan event pendahuluan Konferensi PBB untuk Perubahan Iklim (UNFCCC) di Denpasar, Bali, November 2007, dengan media berupa kampanye bersepeda Jakarta – Bali dengan nama event Bike for Earth Goes to Bali (BFEGTB), yang dilepas dan diterima oleh Presiden RI Bp. Susilo Bambang Yudhoyono.
d)     Memperoleh penghargaan ”Indonesia Berprestasi” dari XL pada tahun 2008.
e)      Dipatenkannya Logo B2W-Indonesia.
f)       Terbentuk 18 B2W tahun 2008-Wilayah yang tersebar seantero negeri, yaitu Aceh (NAD), Bandar Lampung, Bandung, Bali, Balikpapan, Cirebon, Madiun, Makassar, Mataram, Mojokerto, Pangkalpinang, Pekanbaru, Sangatta, Semarang, Surabaya, Simeulue (Kepulauan), Tuban, dan Yogyakarta. Menyusul Palembang, Purwokerto, Meulaboh dan Ambon.
g)      Peningkatan jumlah Pekerja Bersepeda yang cukup signifikan di kota-kota besar. Dari 500 orang menjadi hampir 5000 dalam kurun 2 tahun (berdasarkan mailing list dan website)
h)      Selalu disertakan dalam kegiatan-kegiatan maupun seminar yang berkaitan dengan lingkungan hidup.
i)        Semakin banyak pejabat pemerintah yang berminat dan mendukung jajarannya untuk bersepeda ke kantor; Fauzi Bowo (Gubernur DKI Jakarta), Andi Alifian Mallarangeng (Juru Bicara Kepresidenan), Koesmayanto Kadiman (Menristek), Rahmat Witoelar (Mentri LH), termasuk beberapa CEO perusahaan besar dan multinasional.
j)        Bekerja-sama dengan salah satu produsen sepeda terbesar di Indonesia yaitu Polygon, untuk memproduksi dua jenis sepeda edisi khusus B2W-Indonesia.
·         Sejarah Pelaksanaan Strategi Komunikasi Komunitas B2W-Indonesia dalam setahun terakhir.
a)      Car Free Day (Hari Bebas Kendaraan Bermotor)
b)      Kegiatan Obor Nusantara, 19 Mei 2008
c)      Gerakan Penghematan Energi Nasional, 20 Juni 2008
d)     Bike to Work Day, 29 Agustus 2008
e)      SIMPATIZONE Cyclist Gathering 2009
f)       Sepeda Untuk Sekolah
g)      Bike to Jazz Java Jazz Festival adalah perhelatan musik jazz
h)      Peluncuran sepeda lipat (folding bike) versi B2W-Indonesia
i)        Sepeda Sehat B2W acara Fun Bike dengan tema Saver, Faster, Fun and Fitness yang bertepatan dengan acara Car Free Day pada tanggal 26 April 2009.
·         Strategi Komunikasi yang digunakan oleh Komunitas B2W Indonesia
Strategi Komunikator
a)      Penggunaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono,
Strategi Target Audience
a)      Pemilihan masyarakat pekerja terutama di daerah Jakarta Pusat sebagai target campaign.
b)      Pemilihan keluarga yang mapan dalam campaign fun bike.
Strategi Media dan Channel.
a)      Penggunaan media coverage televisi nasional maupun lokal di Jakarta sebagai media campaign.
b)      Penggunaan flyers, brosur dan merchandise Bike to Work yang dibagikan ke masyarakat di Jakarta.
c)      Penggunaan website dan mailing list di internet, sebagai sarana penghubung antara anggota maupun yang belum menjadi anggota komunitas B2W-Indonesia.


Strategi Pesan
a)      Penggunaan global warming dan isu lingkungan sebagai pesan yang ingin disampaikan melalui campaign
Strategi pada hakikatnya merupakan perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya akan menunjukan suatu arah, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. Strategi komunikasi menjadi panduan perencanaan komunikasi dengan manajemen komunikasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan komunikasi dapat dilihat dari berbagai aspek dalam kampanye dan propaganda. Untuk itu diperlukan strategi yang pada hakikatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai tujuan tertentu dalam praktik operasionalnya. Dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi komunikasi memberikan fokus terhadap usaha komunikasi yang dilakukan karena dengan perencanaan dan manajemen membantu mendapatkan hasil dan melihat jauh ke depan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar