Sabtu, 25 Oktober 2014

Membangun Madura ?

Membangun Madura ?
Suramadu (Surabaya-Madura), sebuah nama jembatan yang tidak asing lagi di dengar oleh masyarakat indonesia, dimana salah satu jembatan yang menghubungkan antara pulau jawa dengan pulau  Madura merupakan Jembatan yang banyak di kagumi hingga menjadi pusat perhatian bahkan di sebut dengan keajaiban dunia masyarakat indonesia ini berada di Kedung Cowek Surabaya yang menghubungkan dengan kota Bangkalan Madura.
Dengan panjangnya yang mencapai 5.345 Meter ini menjadi pemencah rekor jembatan terpanjang di Indonesia. Jembatan ini awal mula diresmikan pembangunannya pada 20 Agustus 2003 oleh Presiden Megawati Soekarno Putri, dan kemudian diresmikan pembukaannya pada 10 Juni 2009 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Perkiraan pembangunan jembatan tersebut menghabiskan dana sekitar Rp. 4,5 Triliun. Tujuan dibangunkannya jembatan ini ditujukan untuk mempercepat pembangunan di pulau Madura yang meliputi infrastruktur dan ekonominya yang mengatakan relatif tertinggal dibandingkan dengan kawasan lain di Pulau Jawa terutama Jawa Timur.
Semenjak dibangunkannya jembatan tersebut, mulai makin maju perkembangan infrastruktur yang ada di pulau madura, para imigran mulai berbondong-bondong menuju pulau ujung dari Jawa, dari pembangunan perumahan, pusat kota, rumah sakit, hingga pendidikan mulai berjalan maju lebih dari sebelumnya. Mulai banyak orang-orang dari luar pulau berdatangan ingin melihat keindahan dan kemegahan jembatan Suramadu dan juga ke khasan budaya masyarakat madura yang dikenal dengan karapan sapi serta makanan yang dikenal masyarakat luar yaitu sate Madura. Dapat kita jumpai kios-kios sekitar jembatan suramadu yang menuju ke arah bangkalan, dimana akan terlihat disepanjang jalan kios-kios tersebut yang tergolong menarik dengan macam pernak-pernik ciri khas dari budaya madura.
Cendera mata, begitulah orang menyebutkannya. Banyak yang dapat kita bawa pulang sebagai oleh-oleh miniatur kecil untuk memamerkan keindahan pulau madura salah satunya jembatan bersejarah tersebut. Namun jika dipandang secara sadar, mungkin akan nampak kurang sedap degan keadaan sekitar kios yang terkesan kurang rapi mulai dari infrastruktur hingga keindahan yang membuat para wisatawan kurang tertarik dengan sekedar mampir untuk melihat pernak-pernik dari kios-kios tersebut.
Adanya fenomena itu entah disebabkan oleh pemilik kios, atau memang kurang perhatiannya pemerintah akan keadaan infrastruktur tersebut yang membuat pemandangan sekitar masuk pulau madura melalui jalur Suramadu menjadi pemandangan yang kurang enak untuk di pandang. Banyak kemungkinan yang dapat diterka-terka jika hal itu tetap dibiarkan terus menerus menjadi kios-kios yang sederhana. Jika dengan alasan untuk dapat lebih kental lagi melihat dari segi budaya pulau madura yang terkesan bersahaja, mungkin akan beda lagi jika sebagian menerka dengan kemajuan yang tertinggal karna jauh dari kota.
Mungkin sebagian orang akan berpikir keadaan tersebut sudah biasa terjadi di pusat-pusat perkotaan tempat wisata lain. Namun apa salahnya jika mindset itu di ubah dengan berkembangnya kota, berkembang pula segala aktifitas yang ada untuk mendukung kesejahteraan masyarakat serta perbaikan citra sebuah kepulauan yang masih memiliki ribuan penduduk untuk tahu keindahan dunia luar yang bangga akan kekayaan alam dan hasil dari tempat dimana penduduk itu bermuara?. Ada beberapa jawaban yang dapat menjadikan pertimbangan untuk menjadikan hal itu lebih baik dari yang terlihat dengan kasat mata. Diantaranya
Yang pertama,kurangnya perhatian yang diberikan oleh dinas maupun menteri perhubungan dan pertamanan yang ada di pulau tersebut, sehingga terlihat kurang rapi dalam penataan yang ada di tempat sekitar kios dekat jembatan masuk pulau madura. Terlihat kios-kios tersebut masuh banyak yang terbuat dari susunan bambu yang di anyam menjadi sebuah pembatas pengganti tembok.
Yang kedua, kekentalan dan pendirian yang digunakan oleh masyarakat pemilik kios-kios tersebut yang masih membawa budaya serta keunikan tersenidi yang disebutnya berbeda dengan kios-kios yang ada di tempat lain, sehingga dapat menarik wisatawan lokal maupun luar pulau untuk mendatangi tempat tersebut. Padahal kenyataan yang ada seseuatu yang berbeda dari yang lainnyalah yang lebih menarik perhatian dan pengunjung setiap mata memandang.
Yang ketiga, kurangnya pengetahuan untuk menjadikan kios-kios tersebut lebih nyaman dan lebih menarik pengunjung untuk sekedar mampir dan melihat-lihat pernak-pernik dari pusat oleh-oleh dan cendera mata yang ada. dari alasan ketiga ini dapat dikembalikan dari awal mengingat tujan dibangunkannya jembatan suramadu, salah satunya untuk memajukan pulau madura, maka dari itu mulailah dibangun juga tempat-tempat pendidikan dan perguruan tinggi yang lebih baik lagi dan bahkan tidak kalah berkembangnya di kota-kota luar pulau jawa.
Hal ini mngkin ditujukan agar para penerus bangsa dari keturunan orang madura mampu membawa nama madura menjadi pusat perhatian dan kebanggaan di kota-kota besar lainnya. Dimana yang bisa membawa dan menyadari keadaan tersebut adalah para generasi muda yang dengan ketelitian dan semangatnyalah akan merubah semua aspek kehidupan hingga infrastruktur yang kurang tepat menjadi lebih baik lagi.

Pembangunan tempat-tempat belajar tersebut mungkin sebagian akan berkata pembangunan yang biasa, tidak berpengaruh atau bahkan “tanpa pendidikan orang masih bisa hidup”. Namun apa salahnya jika kita berusaha untuk memperbaiki sesuatu yang baik agar menjadi lebih baik lagi untuk keturunan selanjutnya. Jika pendidikan tetap diabaikan maka apa gunanya di bangun perguruan tinggi dan tempat-tempat pendidikan lain yang mampu menunjang ilmu pengetahuan agar tidak menyia-nyiakan pemberian sang maha kuasa. Untuk itu perlulah kita sebagai anak bangsa menjadikan dan menjunjung tinggi negara Indonesia di dinuia agar kita sebagai penerus bangsa tidak menyia-nyiakan apa yang seharusnya kita dapatkan, bukan menjadi penerus bangsa yang untuk merusak sendiri nilai bangsa dengan moral dan tingkah laku seolah tidak pernah memakan bangku sekolah bahasa kasarannya.

INI adalah tugas membuat artikel opini yang harus terbit di media cetak sebagai prasyarat ujian tengah semester, dan hampir dikirim ke 5 instansi tapi tetap saja tidak terbit. lagi lagi tugas penulisan artikel populer, maaf bapak,,, belum bisa terbit, sepertinya saya tidak bakat menulis opini :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar