Sabtu, 25 Oktober 2014

Kita Dimasadepan

tugas menulis artikel tentang pengalaman setelah membaca buku HERNOWO

Kita Dimasadepan

Mengingat kembali saat dimana ide-ide ini keluar begitu saja namun sulit merangkainya menjadi sebuah kata dan torehan yang tersusun rapi dalam beberapa paragraf. Menulis itu tidak mudah kawan, sedikit berbasa-basi dari memperkenalkan diri sosok Irma kumala sari mahasiswa ilmu komunikasi yang kini tengah duduk di bangku kuliah universitas negeri pertama di Madura, Trunojoyo nama populernya. Populer ?? iya popoler seantero Madura, mungkin sebagian orang akan bertanya-tanya, apa itu Trunojoyo? Dimana itu tempatnya? Emang ada universitas negeri di madura? Jleb, jawabannya “sumpah itu pertanyaan yang menyakitkan”. Sedikit pencerahan buat kalian yang mempunyai kata dan tujuan hidup yang sama dengan mengundang pertanyaan-pertanyaan itu, jawabannya : “kasihan sekali anda yang belum mengenal keajaiban dunia ke 8 yang ada di indonesia”.

Setiap apa yang terlihat belum tentu yang terindah, dan terkadang sesuatu yang di anggap indah itu belum tentu dapat dilihat. Maksudnya? Ini adalah permainan sebuah kata, buat kalian yang suka bermain kata, artikanlah. Dan yang belum bisa memahami permainan kata, sini belajar di Pulau Madura. Beberapa pertanyaan yang memicu adrenalin itu kadang membuat jiwa ini berubah 180 derajat, ibarat sebuah lirik lagu “kaki di kepala, kepala di atas” karena kalo kepala di kaki, mikir dulu, bagaimana cara jalannya?, susah melakukan suatu hal yang seharusnya dapat dengan mudah kita lakukan. Begitu nikmatnya kekuasaan yang telah diberikan Allah kepada hambanya, menempatkan sesuatu yang pada tempatnya, memberikan nikmat sesuai kebutuhannya, dan memberikan pengalaman dari pelajaran hidup yang dijalani setiap harinya. Begitulah sekiranya kehidupan di dunia.

Oke cukup, pembahasan ini mulai keluar dari jalur yang seharusnya lurus menjadi berbelok-belok. Kembali mengingat topik awal menulis itu tidak mudah. Iya memang benar, menulis itu tidak semudah makan pisang goreng?. Tunggu, kenapa harus disamakan dengan pisang goreng?, alasannya Cuma satu “ya, karna pengen nulis pisang goreng saja”. Seperti halnya saat kita begitu lapar solusinya hanya satu, yaitu makan. tapi makan itu juga harus melewati beberapa tahap, pertama kita harus mengambil piring, juga sendok, kemudaian kita mengambil nasi. Berhenti dari kata nasi, nasi itu akan masak dengan beberapa tahap, yaitu dengan mengingat asal darimana dan seperti apa hingga hasil akhirnya dapat menjadi penyelamat kita saat perut ini mulai memainkan aksinya. Dari hal ini mari kita berpikir sejenak. Mengingat asal muasal dari nasi. Pertama coba ambil beberapa tanah subur yang ada di pekarangan, sirami air tanah itu dan berilah bibit padi di atas tanah tersebut, rawat, sirami, pupuk, dan berikan yang terbaik untuk menjadikannya tumbuh hingga menjadi sebuah padi yang berisi. Setelah beberapa bulan lamanya, bibit itu akan tumbuh berkembang mulai tinggi-meninggi dan berisi. Dengan catatan kalo kita berhasil mengembangkannya dengan baik dan penuh kesabaran serta mengorbankan waktu kita untuk merawatnya.

Waktu, beberpa bulan kemudian hingga menjadi padi yang berisi dan dapat di panen. Tak cukup sampai kesempatan itu, setelah memanennya kita harus membawanya ketempat penggilingan padi agar padi yang masih terbungkus rapi itu bisa terkelupas dari dalam kulitnya hingga terlihat isinya yang disebut beras. Setelah menjadi beras, kita mulailah mengambil sebuah panci dan mulai memberinya air sedikit demi sedikit yang kemudian kita cuci sampai bersih dan memasukkannya kedalam alat penanak nasi. Dari tahap itu kita mulai bersabar menunggu waktu hingga beras itu menjadi lebih gembur dan dapat mengatasi kelaparan yang melanda. Tidak cukup sampai hal itu, saat sudah matang, maka ambillah piring, sendok, dan kemudian ambillah nasi yang sudah masak tadi dari tempatnya. Bagaimana?? Sudah mulai terbawa dari pemikiran tersebut? Sudah mulai memikirkan bagaimana kejadiannya?. Jika jawabannya iya, maka bersyukurlah kalian masih bisa memahami arti sebuah kehidupan dan indahnya berproses.

Ingat kembali, semua yang ada didunia ini yang kita inginkan dan kita dapatkan memanglah sangat butuh perjuangan, dan memerlukan proses yang cukup untuk memperoleh hasil yang semaksimal mungkin. Yang menjadikan kita lebih baik dan lebih baik lagi. Sekarang kita kembali flash back dari awal dangan pertanyaan. Apa hubungannya dengan menulis?. Anggaplah ini sebuah tugas kuliah (emang ini beneran tugas kok), untuk menyelesaikan tugas tersebut pastilah kita harus mengerjakannya dengan beberapa proses yang tentunya tidak mudah untuk kita lakukan, pasti akan ada yang namanya malas, mengantuk, lapar, kehabisan ide untuk merangkai kata, bahkan cobaan terbesar saat ingin membalas pesan masuk dari ponsel yang mungkin,,, Ah sudahlah. Itu adalah beberapa kendala yang mungkin dapat kita jumpai saat akan mengerjakan tugas, ekstrim mungkin bisa dikatakan.

Berproses itu memanglah tidak mudah, namun akan menjadi baik jika kita mau bersabar dari jalannya proses tersebut, lawanlah hal yang mampu menunda-nunda pekerjaan kita, hal kecil itu akan menjadi besar jika kita menurutinya, akibatnya tugas itu tidak akan selesai dan menumpuk mejadi satu pemikiran dan sulit untuk diselesaikan. Begitu juga menulis, jika telah mendapatkan ide maka tulislah dan jangan menunggu ide itu hilang dari pikiran kita. Menulis itu juga membutuhkan proses, tetap nikmati jalannya proses-proses tersebut, meski mungkin dapat membuat kita memutar otak mencari-cari kata yang tepat dan yang mungkin kadang kita lupa dalam keseharian kita. Membaca buku dari karangannya Hernowo seorang penulis yang mulai merintis karirnya dengan menulis buku-buku motifasi untuk menulis pada usia 40 tahun merupakan suatu pengalaman yang menarik, dimana dalam bukunya tersebut salah satunya menceritakan tentang Indonesia, bagaimana dan seperti apa indonisia itu dari orang sampai keadaan indnesia tersebut.

Berbicara mengenai indonesia dalam bukunya yang berjudul 7 Warisan Berharga membuatku berpikir (berarti biasanya tidak mikir) memang benar apa yang di ceritakan oleh hernowo, banyak dari kita yang lebih menyukai kesenangan yang berbentuk instan tanpa harus memikirkan bagaimana terjadinya, seperti apa prosesnya, dan bagaimana cara membentukknya. Dia menceritakan tentang kebanyakan remaja lebih menyukai dan menghabiskan waktu bermain sekedar untuk merefresh di mall-mall besar, dufan, ancol, tempat-temapat bermain ala-ala modern saat ini. Itu bagi mereka yang berada di kota-kota dekat tempat seperti itu, tapi kalo untuk anak trunojoyo kebanyakan dari kita akan lebih memilih tempat yang alami, salah satunya adalah Batu Poron, salah duanya di Pelabuhan. Dengan alasan melihat keindahan alam dan gemerlap bintang serta lampu kota dari negeri seberang. Padahal jawaban sebenarnya adalah “karna memang tidak ada lagi pilihan ke tempat terdekat yang lain untuk sejenak melepas kepenatan di bangku kuliah, dengan tumpukan kertas putih dan layar laptop yang terus menyala dengan ketikan yang memprihatinkan ”.

Kita kembali pada alam, tempat dimana seharusnya kita mensyukuri apa yang telah ada pada diri kita, apa yang telah kita punya, dan bagaimana prosesnya setelah kita memilikinya. Tentulah membutuhkan perjuangan yang tidak mudah. Bagaimana perjuangan kita untuk masuk sebuah universitas, akademi kemiliteran, akademi keperawatan, jatuh bangunnya kita untuk mencapai apa yang kita impikan. Setelah masuk dan menjadi anggota dari keinginan tersebut, apa yang telah kita dapatkan dan apa pula yang telah kita berikan. Itu mungkin hal yang sepele dan kadang menjadikan sadar atau lebih lalai dengan tujuan awal, kita yang dengan segala macam jenis alasan meyakinkan pada diri sendiri bahwa hal tersebut tidaklah perlu dipikirkan, biarkan mengalir seperti adanya. Lucu memang jika harus menggunakan komunikasi interpersonal dimana seseorang itu hanya ingin membuat tenang dirinya sendiri.

Ketika keterbatasan dalam hal apapun mulai meracuni pikiran kita untuk yang benar-benar menginginkan yang terbaik dalam hidupnya, ketika itu pula banyak yang menyalah gunakan ketersedian untuk kesenangan semata. Kadang yang benar-benar ingin belajar dan ingin masuk dalam universitas manapun harus terhalang dengan keterbatasan dan keadaan hidup yang ia punya, namun sebaliknya yang mempunyai ketersediaan dalam bentuk apapun malah menggunakan seenaknya yang ia suka, padahal jika harus di amati dan di ungkapkan hingga patut di ingat hanyalah satu, semua fasilitas ketersediaan dan apa yang tidak membatasi keinginan itu karna orang lain dan itu adalah orang tua, jadi tanpa mereka siapalah kita ini sebenarnya. Jangankan untuk masuk universitas, untuk sekedar mengingat bagaimana rasanya pertama kali minum air ketika kita benar-benar haus saja tidak akan pernah bisa kita rasakan.

Belajar itu perlu, sepandai apapun kalian pasti ada yang lebih dan lebih pandai lagi, namun jangan sampai keterbatasan keadaan menjadi pematah semangat untuk kita belajar, tidak semua kekurangan itu tidak bisa dinikmati, begitu juga dengan kelebihan, tidak semua bisa kita jadikan solusi instan mempermudah segala aspek hidup kita tanpa tau bagaimana arti sebuah perjuangan. Jika saat ini kita belum bisa disebut seorang yang, maka mulailah dari seorang terlebih dahulu. Jangan pernah merasa kurang dengan keadaan yang kita punya, jadilah penerang dalam kegelapan. Ruangan yang gelap akan menjadi terang bila kita memberikan cahaya, ntah itu dengan menyalakan lampu atau bahkan lilin sekalipun. Maka jadilah penerang dalam hati orang tua kita, yang mana telah membesarkan, merawat, mendidik, mengkhawatirkan, dan mengharapkan kita jauh lebih baik dari kehidupan mereka dulu hingga saat ini. Semua mereka lakukan semata-mata hanya untuk kehidupan kita agar jauh lebih baik lagi. Tidak ada satupun orang tua yang menginginkan anaknya tidak mengungguli kesuksesan orang tua tersebut.

Beberapa hal yang perlu kita ingat dalam hidup ini, “kita tidak dapat memilih kapan kita akan dilahirkan, kita tidak dapat memilih dari keluarga mana dan siapa kita terlahir, serta kita tidak dapat memilih kapan kita akan mati”. Jadi kawanku, tetaplah kita pada satu tujuan dan keyakinan untuk meraih kesuksesan dimasa depan, bukan karena kita punya orang tua yang punya segalanya untuk kita, tapi kita punya kepercayaan pada diri kita, pada nyawa yang berdiri dengan tulang yang di balut dengan lapisan-lapisan kulit yang akan membawa kita pada apa yang telah kita cita-citakan. Mungkin sesaat kita akan lalai dengan tujuan kita, tapi sesekali pandangilah diri kita di depan cermin, siap yang telah membawa kita kedunia ini hingga kita bisa merasakan sesuatu hal yang membuat kita bahagia. Jangan pernah membedakan kehidupan kita pada kehidupan orang lain, karena enaknya diri seseorang ada pada diri orang lain, dan hal itu akan menjadi mustahil bila kita hanya memandang dan mengkhayalkannya.

Jika dalam bukunya beliau menceritakan pernah pergi keluar negeri dan menceritakan keadaan yang ada di negeri orang tentang keindahan dan manfaatnya dari touring tersebut, maka kita juga bisa melakukannya dalam kehidupan kita, contoh sederhana saja pergilah kesuatu tempat dimana saat kita benar-benar penat dan lelah dengan tugas, maupun masalah lain, kita tidak bisa berpikir secara rasional dan bahkan hanya terpaku pada masalah tersbut, untuk menyumbang tawapun rasanya sangat sulit dilakukan. Untuk mengembalikan suasana hati menjadi lebih baik itu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Jika hal itu terjadi, cobalah untuk mendatangi temapat yang ramai, misalkan di tengah pusat kota dimana banyak kita jumpai orang yang berlalu lalang dengan segala aktifitasnya, maka kita akan menjumpai berbagai jenis dan bentuk dari raut wajah mereka yang beragam, dari melamun, tertawa, tersenyum, marah, menangis, sedih, semua bertumpuk menjadi satu dalam suatu keadaan itu juga. Kita pikirkan lagi , merekapun hidup di dunia yang sama, masalahnya juga tidak jauh beda. Lalu apa yang membedakan dari wajah-wajah lainnya. hanya satu, pandai-pandailah menguasai suasana hati. Orang yang tersenyum, tertawa lepas akan lebih nyaman di pandang dari pada yang merenung, dan menekuk wajah, tidak mau berbicara sepatah katapun, hingga meluapkan emosi yang tidak jelas. Bukan belajar menjadi orang munafik, namun meski keadaan  dan suasana hati tidak dapat di atasi bukan berarti keadaan lahir juga harus mengikuti. Semua akan baik-baik saja jika kita berpikir positif.


Hal itu juga dilakukan oleh beliau, dimana beliau menemukan jawaban dari permasalahan yang ia hadapi, ia pergi ke suatu kota dan melihat-lihat keindahan kota lain serta menceritakannya kedalam buku yang ia terbitkan, singkat cerita apa yang telah ia dapatkan dari kota lain memberikan pelajaran untuknya sehingga mampu membuka pemikirannya untuk membawa apa yang telah ia dapatkan dari luar kota ke indonesia. jika orang lain bisa melakukan hal itu, kenapa kita tidak bisa. Untuk itulah perlu kita meniru dari dan memahami dari orang lain, ada kalanya kita belajar dari mereka bahasa yang tidak kita pahami namun bermanfaat besar untuk kita jadikan pandangan diri. Setiap apa yang menjadi pilihan dari hidup kita pastilah akan ada resikonya, dan seperti apapun resiko hidup itu tetaplah untuk dijalani. Semangatlah kawan, semangat itu perlu, karna jika kita tidak mempunyai semangat maka kita tidak punya harapan, dan jika kita telah putus harapan, maka kita tidak akan mempunyai tujuan. Dan tujuan kita saat ini adalah bawa dirimu menjadi sebenar-benarnya seseorang yang menjadi lebih baik dan bertanggungjawab. Bagaimana seharusnya kita menjalani hidup, itulah kita di masa depan. 

Tugas ini adalah tugas dari dosen Penulisan Artikel Populer yaitu Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Bpk. Surochim Abdussalam . terimakasih atas semangatnya yang selalu di berikan oleh bapak, semoga bapak selalu sukses dimanapun bapak berada dan semoga saya dan teman-teman commers sekalian bisa menyusul kesuksesan yang baik impikan untuk prodi komunikasi universitas trunojoyo madura .
trimakasih sarana dan prasarana yang di berikan yang salah satunya saya gunakan dan manfaatkan, mewujudkan cita-cita kecil saya sebagai seorang penyiar radio di Prodi Komunikasi. trimakasih bapak :)

1 komentar:

  1. Casino de Malta Review (2021) - DrmCD
    Casino de 오산 출장샵 Malta Review 동두천 출장샵 – Welcome Bonus for new players and new players to 광양 출장마사지 Casino de Malta! We provide 광주광역 출장안마 a variety of games such 안양 출장샵 as blackjack, roulette,

    BalasHapus