METODE PENELITIAN SOSIAL
Ilmu Komunikasi “A”
15 OCTOBER 2014
Irma Kumala Sari
Pengaruh Fenomena Jilboob Terhadap Pandangan
Hijabers Ilmu Komunikasi Universitas Trunojoyo Madura
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
BAB I
Ø Judul :
Pengaruh fenomena jilboob terhadap pandangan
Hijabers Ilmu Komunikasi Universitas Trunojoyo Madura
Ø Latar Belakang Masalah :
Fasion merupakan kebutuhan pokok yang paling
mendasar yang tak lepas dari kehidupan manusia, mengingat fasion merupakan
cerminan dari diri seseorang yang mana orang dapat dilihat cerminan sifatnya
dengan mengamati penampilan yang di kenakan oleh orang tersebut. Gaya
berpakaian seorang dapat berpengaruh besar terhadap penilaian orang lain,
dimana orang dapat mengatakan seorang yang berantakan, tidak beraturan, rapi,
berwibawa dan sifat penyebutan lain yang dapat diberikan seseorang dari
pengamatan hasil cara berpakaian orang lain.
Di zaman yang semakin bertambah usia kemerdekaan
ini telah banyak kita jumpai orang-orang yang mulai terlihat kepandaiannya
dalam berpakaian, banyak pula model-model pakaian yang semakin digandrungi
masyarakat terlebih kaum hawa, dimana pada dasarnya kaum perempuanlah yang
lebih mengerti dan memperdulikan dunia fasion dari pada laki-laki, hal itu juga
terbukti dengan adanya model pakain yang mulai terbawa dari budaya barat ke
indonesia, yang mana banyak yang mengatakan model pakain saat ini adalah
pakaian kurang bahan.
Bagi sebagian orang hal tersebut mungkin
wajar dan biasa terjadi di era perkembangan zaman yang mulai meningkat, namun
juga bisa dikatakan tidak wajar bila sebagian orang memandangnya dari segi
agama, yang akhir-akhir ini terjadi fenomena baru dalam berpakaian adalah
fenomone jilboob, dimana jilboob disini lebih mengarah dalam pandangan islam,
istilah jilboob yang mulai mendunia ini terbentuk dari gaya berpakaian
seseorang yang dalam ajaran islam wanita wajib menutup aurat dari telapak kaki
hingga ujung rambut, kecualai wajah dan telapak tangan. Hal itu memang benar
dilakukan oleh kaum perempuan muslimah pada umumnya, namun semenjak dunia
fasion mulai berkembang lebih pesat pandangan tersebut mulai bergeser sedikit
melenceng dari pandangan umum umat islam.
Jilboob dimana dikenal dengan gaya berpakaian
seorang wanita yang memang menutup aurat, namun masih terlihat lekuk tubuhnya.
Sedangkan dalam islam yang dinamakan menutup aurat adalah tidak sedikitpun
terlihat lekuk tubuhnya, yang artinya mereka harus memakai baju yang longgar.
Jilboob disini mulai melenceng jauh dari pandangan umat islam dalam gaya
berpakaian yang sewajarnya, hingga terjadi pandangan-pandangan yang kurang baik
mengenai adanya fenomena jilboob oleh masyarakat, baik yang beragama muslim
maupun nonmuslim.
Meski seperti itu, ada sebagian orang yang
mendukung dan menolak dari adanya fenomena baru tersebut. Bagi sebagian yang
mendukung mempunyai alasan bahwa hal itu merupakan permulaan dari seseorang
sebelum menjadi pribadi yang wajar bagi pandangan kaum islam pada umumnya yang
sebenar-benarnya dikatakan dalam pandangan islam tentang menutup aurat, namun
sebaliknya untuk mereka yang berpandangan lain, hal itulah yang membuat
seseorang menjadi salah penafsiran terhadap pandangan orang muslim.
Ø Rumusan Masalah :
1.
Bagaimana Pengaruh fenomena jilboob
terhadap pandangan Hijabers Ilmu Komunikasi Universitas Trunojoyo Madura?
Ø Tujuan penelitian :
1.
Untuk mengetahui Pengaruh
fenomena jilboob terhadap pandangan Hijabers Ilmu Komunikasi Universitas
Trunojoyo Madura.
BAB
II
Ø Kerangka
teori
Dalam
kajian Pengaruh
fenomena jilboob terhadap pandangan Hijabers Ilmu Komunikasi Universitas
Trunojoyo Madura, peneliti mencoba menggunakan acuan salah
satu teori komunikasi massa yaitu Hypodermic
Needle Theory atau yang disebut dengan teori jarum suntik. Dimana
dalam pengertiannya, teori tersebut merupakan teori media massa yang dalam
perspektifnya mengumpamakan media massa sebagai senapan yang mempunyai pengaruh
besar terhadap khalayak media, sementara para khalayak yang menerima pesan
tersebut bersifat pasif sehingga mereka dapat dengan mudah dibentuk oleh
pengaruh dari adanya pesan yang disampaikan oleh media.
Pengaruh fenomena jilboob tersebut
merupakan dampak yang sangat besar bagi khalayak khususnya kaum wanita yang
umumnya memakai jilbab maupun hijab, terlebih untuk kaum muslimah yang
menganggap dengan cara memakai jilbab bentuk apapun asal yang dikenakan
tersebut sesuai yang di anjurkan dalam pedoman agama islam yaitu untuk menutup
aurat wanita bagian kepala dengan kain sampai dada. Namun bagi sebagian
muslimah mempunyai pengertian yang berbeda. Sehingga, yang dikenakan terkadang
tidak sinkron dengan ajaran sebenarnya. Yang mana jilboob ini merupakan berkerudung
tapi seperti telanjang. Sebab, pakaian yang dikenakan tergolong memperlihatkan
lekuk tubuh wanita meskipun ia memakai jilbab.
Tidak dapat dipungkiri bahwa media
massa mempunyai pengaruh besar terhadap dinamika khalayak media. Selain Hypodermic Needle Theory adapula teori lain
yang mendukung tentang penelitian mengenai Pengaruh fenomena jilboob terhadap pandangan Hijabers. Teori
tersebut biasa dikenal dengan sebutan Bullet
Theory yang merupakan teori peluru. Dimana media memiliki pesan yang
diumpamakan sebagai peluru yang memiliki pengaruh besar terhadap pembentukan
persepsi khalayak dengan realitas media.
BAB III
METODOLOGI
Ø Kerangka konsep
Berkaitan dengan judul penelitian tersebut, peneliti
akan menjelaskan tentang pandangan mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas
Trunojoyo Madura mengenai Pengaruh
fenomena jilboob terhadap pandangan Hijabers. Pengaruh
dari adanya fenomena jilboob tersebut merupakan jenis fenomena yang semakin
semarak di kalangan remaja khususnya mahasiswa. Dimana yang lebih mengedepankan
fasion adalah kalangan mahasiswi.
Pengaruh fenomena jilboob tersebut menjadi
hal yang sangat sensitif dibicarakan, sebab mempunyai pengaruh besar dalam cara
berpakaian. Jilboob adalah semacam gaya berpakaian wanita yang tertutup namun
hanya sekedar membalut tubuhnya dengan helaian
kain. Dalam pandangan masyarakat umum
hal tersebut tderlihat biasa, namun dalam segi agama sangat berpengaruh besar
terhadap citra dan pandangan masyarakat umum mengenai munculnya fenomena
tersebut.
Jika di teliti secara garis besarnya, dalam
kajian jilboob dengan pandangan hijabers mempunyai perbedaan yang sangat tipis.
Jika jilboob merupakan jenis gaya berpakaian seorang muslimah dengan menutup
aurat sesuai yang di ketahui oleh pandangan dari segi agama islam sewajarnya,
lebih sedikit melenceng dari hal itu, jilboob lebih mengkritisi pada cara
berpakaian yang hampir mirip telanjang sebab seluruh lekuk tubuhnya masih dapat
terlihat oleh kasat mata, namun masih menggunakan jilbab. Yang menurut
pandangan pemeluk agama islam hal itu merupakan yang tidak sesuai dengan
pengertian berjilbab dan berpakaian umat muslimah yang sebenarnya.
Semenetara hijabers adalah model maupun gaya
berhijab yang menggunakan banyak farian untuk mempercantik diri menggunakan
jilbab atau yang disebut kerudung dengan bentuk dan model-model yang menarik
dan lebih memjadikan elegan dalam cara pandang orang mengamatinya. Terkait
dengan kerangka teori yang digunakan acuan oleh penulis, hal tersebut sangat
berpengaruh besar sebab adanya media massa yang menjadi penunjang dan pendukung
utama para hijabers yang mudah meniru apa yang ia lihat dari media tanpa
memikirkan hal negatif dari segala aspek yang di tirunya dalam jaringan
komunikasi massa.
Dimana dalam kerangka teori tersebut
dijelaskan dengan pengaruh besar yang dapat diperoleh dari terkait dengan hypodermic nidlle theory yang menjadi
grand teori, serta bullet theory
menjadi varian theory yang mendukung dari adanya grand teori tersebut yang mempunyai
sifat yang relatif sama. Yaitu khalayak media akan banyak mempunyai sifat pasif
yaitu langsung menerima stimulus dari apa yang telah di lihat dan di rasakan.
Ø Kerangka operasional
Untuk menghindari kesalahan dan perbedaan
penafsiran atas istilah yang di buat penulis dalam meneliti Pengaruh fenomena
jilboob terhadap pandangan Hijabers Ilmu Komunikasi Universitas Trunojoyo
Madura disajikan dengan menggunakan pokok bahasan sebagai berikut
1.
Pemahaman mengenai apa yang
disebut jilboob dan hijabers
2.
Fenomena timbulnya jilboob dalam
pandangan hijabers
3.
Pengaruh dari timbulnya fenomena
jilboob pada kalangan hijabers Ilmu Komunikasi Universitas Trunojoyo Madura.
4.
Sebab akibat dari timbulnya
fenomena jilboob bagi kalangan hijabers Ilmu Komunikasi Universitas Trunojoyo
Madura.
5.
Dalam pandangannya, peneliti
mencoba menceritakan awal mula lahirnya penyebutan fenomena jilboob hingga
menjadi perbincangan yang mempengaruhi hijabers terutama pada mahasiswi Ilmu
Komunikasi Universitas Trunojoyo Madura.
6.
Gaya penulisan yang dipilih
peneliti menggunakan gaya bertutur pribadi dengan pilihan kata yang mempermudah
pembaca untuk memahami apa yang dimaksudkan oleh penulis.
Ø Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian
dengan berdasarkan survei. Jenis penelitian ini jika ditinjau dari sifatnya
untuk mengetahui pengaruh dan pendapat para hijabers Ilmu Komunikasi
Universitas Trunojoyo Madura mengenai fenomena jilboob dengan cara yang
dilakukan oleh peneliti yaitu terjun dalam objek penelitian dengan menggunakan
pengamatan secara langsung dari sumber dan data-data terpercaya yang telah
disusun dan direncanakan oleh peneliti.
Variabel yang akan menjadikan ojek penelitian
tentunya tidak jauh dari survei yang dilakukan oleh penulis terkait fenomena
jilboob dalam pandangan dan pengaruh dari hijabers Ilmu Komunikasi Universitas
Trunojoyo Madura, diantaranya
1.
Pemahaman hijabers Ilmu
Komunikasi Universitas Trunojoyo Madura terkait fenomena jilboob.
2.
Pemahaman hijabers Ilmu
Komunikasi Universitas Trunojoyo Madura terkait pengaruh dari adanya fenomena
jilboob.
Ø Populasi dan sampel
Populasi penelitian ini adalah semua
mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Trunojoyo Madura dari semester 1, 3,
hingga 5. Dimana dalam populasi tersebut akan digolongkan dari beberapa
populasi. Yaitu mahasiswi yang berhijab hingga mahasiswi yang tidak memakai
hijab.
Sampel yang digunakan dalam penelitian akan
dipilih setiap kelas di ambil 10 hijabers sebagai sampel
No
|
Semester
|
Kelas
|
Populasi
|
Sampel
|
1
|
I
|
A
|
21
|
10
|
B
|
18
|
10
|
||
C
|
19
|
10
|
||
2
|
III
|
A
|
15
|
10
|
B
|
17
|
10
|
||
C
|
20
|
10
|
||
3
|
V
|
A
|
19
|
10
|
B
|
18
|
10
|
||
C
|
22
|
10
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar