Sabtu, 25 Oktober 2014

tugas menyunting makalah

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan berarti dalam hubungan antar manusia. Pada profesi keperawatan,(penggunaan tanda baca yang tepat, untuk memahami isi dari bacaan) komunikasi menjadi lebih bermakna karena merupakan metoda utama dalam mengimplementasikan proses keperawatan.
Pengalaman ilmu untuk menolong sesama, (penggunaan tanda baca yang tepat, untuk memahami isi dari bacaan) memerlukan kemampuan khusus dan kepedulian sosial yang besar (Abdalati, 1989). Untuk itu, (penggunaan tanda baca yang tepat, untuk memahami isi dari bacaan) perawat memerlukan kemampuan khusus dan kepedulian sosial yang mencakup ketrampilan intelektual, tehnical,(penggunaan tanda baca yang tepat, untuk memahami isi dari bacaan) dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku “caring” atau kasih saying (Sayang) / cinta (Johnson, 1989) dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Perawat yang memiliki ketrampilan (Keterampilan) berkomunikasi secara terapeutik (Terapi) tidak saja akan mudah menjalin hubungan rasa percaya dengan klien, mencegah terjadinya masalah legal, memberikan kepuasan profesional dalam pelayanan keperawatan,(penggunaan tanda baca yang tepat, untuk memahami isi dari bacaan) meningkatkan citra profesi keperawatan,(penggunaan tanda baca yang tepat, untuk memahami isi dari bacaan) serta citra rumah sakit (Achir Yani), tetapi yang paling penting adalah mengamalkan ilmunya untuk memberikan pertolongan terhadap sesama manusia.
B.     BATASAN MASALAH
Adapun batasan masalah dalam makalah ini adalah:
1.      Mengidentifikasi komunikasi verbal
2.      Mengidentifikasi komunikasi non-verbal

C.    TUJUAN YANG INGIN DICAPAI
Adapun tujuan kami dalam penulisan makalah ini adalah:
1.      Dapat mengidentikfikasi komunikasi verbal
2.     Dapat mengidentifikasi komunikasi non-verbal



BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN KOMUNIKASI
Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku dan memungkinkan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan serta dunia sekitarnya. Menurut Potter dan Perry (1993), komunikasi terjadi pada tiga tingkatan,(penggunaan tanda baca yang tepat, untuk memahami isi dari bacaan)  yaitu intrapersonal, interpersonal,(penggunaan tanda baca yang tepat, untuk memahami isi dari bacaan)  dan publik. Makalah ini difokuskan pada komunikasi interpersonal yang terapeutik.
Komunikasi interpersonal adalah interaksi yang terjadi antara sedikitnya dua orang atau dalam kelompok kecil, terutama dalam keperawatan. Komunikasi interpersonal yang sehat memungkinkan penyelesaian masalah, berbagai ide, pengambilan keputusan, dan pertumbuhan personal.
B.     KOMUNIKASI VERBAL
Adapun syarat komunikasi verbal yang efektif harus adalah :
1.      Jelas dan Ringkas
Komunikasi yang efektif harus sederhana, pendek dan langsung. Makin sedikit kata-kata yang digunakan,(penggunaan tanda baca yang tepat, untuk memahami isi dari bacaan)  makin kecil kemungkinan terjadinya kerancuan. Kejelasan dapat dicapai dengan berbicara secara lambat dan mengucapkannya dengan jelas. Penggunaan contoh bisa membuat penjelasan lebih mudah untuk dipahami. Ulang Ulangi bagian yang penting dari pesan yang disampaikan. Penerimaan pesan perlu mengetahui apa, mengapa, bagaimana, kapan, siapa dan dimana. Ringkas, dengan menggunakan kata-kata yang mengekspresikan ide secara sederhana.
Contoh: “Katakan pada saya dimana rasa nyeri anda” lebih baik daripada “saya ingin anda menguraikan kepada saya bagian yang anda rasakan tidak enak.”
2.      Perbendaharaan Kata
Komunikasi tidak akan berhasil, jika pengirim pesan tidak mampu menerjemahkan kata dan ucapan. Banyak istilah teknis yang digunakan dalam keperawatan dan kedokteran, dan jika ini digunakan oleh perawat, klien dapat menjadi bingung dan tidak mampu mengikuti petunjuk atau mempelajari informasi penting. Ucapkan pesan dengan istilah yang dimengerti klien. Daripada mengatakan “Duduk, sementara saya akan mengauskultasi paru-paru anda” akan lebih baik jika dikatakan “Duduklah sementara saya mendengarkan memeriksa paru-paru anda”
3.      Arti Denotatif dan Konotataif
Arti denotatif memberikan pengertian yang sama terhadap kata yang digunakan, sedangkan arti konotatif merupakan pikiran, perasaan,(penggunaan tanda baca yang tepat, untuk memahami isi dari bacaan) atau ide yang terdapat dalam suatu kata. Kata serius dipahami klien sebagai suatu kondisi mendekati kematian, tetapi perawat akan menggunakan kata kritis untuk menjelaskan keadaan yang mendekati kematian. Ketika berkomunikasi dengan klien, perawat harus hati-hati berhati-hati memilih kata-kata,(penggunaan tanda baca yang tepat, untuk memahami isi dari bacaan) sehingga tidak mudah untuk disalah tafsirkan, terutama sangat penting ketika menjelaskan tujuan terapi, terapi terapi, tujuan terapi, dan kondisi klien.
4.      Selaan dan Kesempatan Berbicara
Kecepatan dan tempo bicara yang tepat,(penggunaan tanda baca yang tepat, untuk memahami isi dari bacaan) turut menentukan keberhasilan komunikasi verbal. Selaan yang lama dan pengalihan yang cepat pada pokok pembicaraan lain,(penggunaan tanda baca yang tepat, untuk memahami isi dari bacaan) mungkin akan menimbulkan kesan bahwa perawat sedang menyembunyikan sesuatu terhadap klien. Perawat sebaiknya tidak berbicara dengan cepat,(penggunaan tanda baca yang tepat, untuk memahami isi dari bacaan) sehingga kata-kata menjadi tidak jelas. Selaan perlu digunakan untuk menekankan pada hal tertentu, memberi waktu kepada pendengar untuk mendengarkan dan memahami arti kata. Selaan yang tepat dapat dilakukan dengan memikirkan apa yang akan dikatakan sebelum mengucapkannya, menyimak isyarat nonverbal dari pendengar yang mungkin menunjukkan. Perawat juga bisa menanyakan kepada pendengar apakah ia berbicara terlalu lambat,(penggunaan tanda baca yang tepat, untuk memahami isi dari bacaan) atau terlalu cepat,(penggunaan tanda baca yang tepat, untuk memahami isi dari bacaan) dan atau perlu untuk diulang.
5.      Waktu dan Relevansi
Waktu yang tepat sangat penting untuk menangkap pesan. Bila klien sedang menangis kesakitan, maka tidak waktunya untuk menjelaskan resiko operasi. Kendatipun Walaupun pesan diucapkan secara jelas dan singkat, tetapi waktu tidak tepat dapat menghalangi penerimaan pesan secara akurat. Oleh karena itu, perawat harus peka terhadap ketepatan waktu untuk berkomunikasi. Begitu pula komunikasi verbal akan lebih bermakna jika pesan yang disampaikan berkaitan dengan minat dan kebutuhan klien.

6.      Humor
Dugan (1989) mengatakan bahwa tertawa membantu pengurangi ketegangan dan rasa sakit yang disebabkan oleh stres, dan meningkatkan keberhasilan perawat dalam memberikan dukungan emosional terhadap klien tertawa membantu pengurangi ketegangan dan rasa sakit yang disebabkan oleh stres, dan meningkatkan keberhasilan perawat dalam memberikan dukungan emosional terhadap klien. Sullivan dan Deane (1988) melaporkan bahwa humor merangsang produksi catecholamines dan hormon yang menimbulkan perasaan sehat, meningkatkan toleransi terhadap rasa sakit, mengurangi ansietas, memfasilitasi relaksasi pernapasan dan Serta menggunakan humor untuk menutupi rasa takut dan tidak enak atau menutupi ketidak mampuannya untuk berkomunikasi dengan klien.

C.    KOMUNIKASI NON-VERBAL
Adapun komunikasi verbal yang efektif harus :
1.      Metakomunikasi
Komunikasi tidak hanya tergantung pada pesan,(penggunaan tanda baca yang tepat, untuk memahami isi dari bacaan) tetapi juga pada hubungan antara Pembicara dengan lawan bicaranya. Metakomunikasi adalah suatu komentar terhadap isi pembicaraan dan sifat hubungan antara yang berbicara Pembicara, yaitu pesan,(penggunaan tanda baca yang tepat, untuk memahami isi dari bacaan) di dalam pesan yang menyampaikan sikap dan perasaan pengirim terhadap pendengar. Contoh: tersenyum ketika sedang marah.
2.      Penampilan Personal
Penampilan seseorang merupakan salah satu hal pertama utama yang diperhatikan selama komunikasi interpersonal berlangsung. Kesan pertama timbul dalam 20 detik sampai 4 menit pertama. Delapan puluh empat persen dari kesan terhadap seserang seseorang berdasarkan penampilannya (Lalli Ascosi, 1990 dalam Potter dan Perry, 1993).
Bentuk fisik.(penggunaan tanda baca yang tepat, untuk memahami isi dari bacaan) Cara berpakaian dan berhias menunjukkan kepribadian, status sosial, pekerjaan, agama, budaya dan konsep diri. Perawat yang memperhatikan penampilan dirinya dapat menimbulkan citra diri dan profesional yang positif. Penampilan fisik perawat mempengaruhi persepsi klien terhadap pelayanan/asuhan keperawatan yang diterima, karena tiap klien mempunyai citra bagaimana seharusnya penampilan seorang perawat. Walaupun penampilan tersebut tidak sepenuhnya mencerminkan kemampuan perawat, tetapi mungkin akan lebih sulit bagi perawat untuk membina rasa percaya terhadap klien jika perawat tidak memenuhi citra klien.

3.      Intonasi (Nada suara)
Nada suara pembicara mempunyai dampak yang besar terhadap arti pesan yang dikirimkan disampakan, karena emosi seseorang dapat secara langsung mempengaruhi nada suaranya. Perawat harus menyadari emosinya ketika sedang berinteraksi dengan klien, karena maksud untuk menyamakan rsa rasa tertarik yang tulus terhadap klien dapat terhalangi oleh nada suara perawat.
4.      Ekspresi Wajah
Hasil suatu penelitian menunjukkan enam keadaan emosi utama yang tampak melalui ekspresi wajah: terkejut, takut, marah, jijik, bahagia dan sedih. Ekspresi wajah sering digunakan sebagai dasar penting dalam menentukan pendapat interpesonal. Kontak mata sangat penting dalam komunikasi interpersonal. Orang yang mempertahankan kontak mata selama pembicaraan berlangsung, diekspresikan sebagai orang yang dapat dipercaya, dan memungkinkan untuk menjadi pengamat yang baik. Perawat sebaiknya tidak memandang ke bawah ketika sedang berbicara dengan klien, oleh karena itu ketika berbicara sebaiknya duduk,(penggunaan tanda baca yang tepat, untuk memahami isi dari bacaan) sehingga perawat tidak tampak dominan jika kontak mata dengan klien dilakukan dalam keadaan sejajar.
5.      Sikap Tubuh dan Langkah
Sikap tubuh dan langkah menggambarkan sikap; emos, konsep diri dan keadaan fisik. Perawat dapat mengumpilkan informasi yang bermanfaat dengan mengamati sikap tubuh dan langkah klien. Langkah dapat dipengaruhi oleh faktor fisik seperti rasa sakit, obat, atau fraktur.
6.      Sentuhan
Kasih sayang, dudkungan dukungan emosional, dan perhatian disampaikan melalui sentuhan. Sentuhan merupakan bagian yang penting dalam hubungan perawat-klien atara perawat dan klien, namun harus mnemperhatikan norma sosial. Ketika membrikan memberikan asuhan keperawatan, perawat menyentuh klien, seperti ketika memandikan, melakukan pemeriksaan fisik, atau membantu memakaikan pakaian. Perlu disadari bahwa keadaan sakit membuat klien tergantung kepada perawat untuk melakukan kontak interpersonal,(penggunaan tanda baca yang tepat, untuk memahami isi dari bacaan) sehingga sulit untuk menghindarkan sentuhan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
Dalam melakukan asuhan keperawatan, kemampuan menerapkan tehnik komunikasi memerlukan latihan, serta ketajaman perasaan. Komunikasi dalam keperawatan terbagi dua,(penggunaan tanda baca yang tepat, untuk memahami isi dari bacaan) yaitu : komunikasi verbal dan komunikasi non-verbal. Pada komunikasi verbal yang efektif harus memperhatikan ucapan jelas dan singkat, perbendaharaan kata, arti denotative dan konotatif, selaan dan kesempatan berbicara, waktu dan relevansi, serta humor. Sedangkan komunikasi non-verbal yang harus  memperhatikan metakomunikasi, penampilan personal, intonasi, ekspresi wajah, sikap tubuh,(penggunaan tanda baca yang tepat, untuk memahami isi dari bacaan) dan langkah, serta sentuhan.
B.     Saran
Bagi kita dan generasi akan datang harus sepatutnya untuk mengetahui dan memahami komunikasi yang efektif dalam melakukan asuhan keperawatan baik komunikasi verbal maupun komunikasi non-verbal. Kepada para pembaca,(penggunaan tanda baca yang tepat, untuk memahami isi dari bacaan) jika ingin lebih mengetahui tentang “jenis-jenis komunikasi” dapat kita baca buku atau majalah-majalah yang memuat tentang jenis-jenis komunikasi serta mencari referensi dari sumber-sumber yang ada di internet.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar