Sabtu, 25 Oktober 2014

Sistem Komunikasi Intrapersonal

Psikologi Komunikasi
Sistem Komunikasi Intrapersonal

Kelompok 3



Universitas Trunojoyo Madura
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya
Ilmu Komunikasi

Kata Pengantar


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kelompok kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Sistem Komunikasi Intrapersonal
makalah ini diharapkan bisa menjelaskan dan membuat pembaca yang awalnya tidak tahu menjadi tahu, tentang  rentetan atau tahapan dari Sistem Komunikasi Intrapersonal.
Kelompok kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.Amin.


                             

Penyusun







Bab I

Pendahuluan


Sekilas sistem komunikasi  Intrapersonal

           
Banyak hal yang biasa di lakukan oleh orang untuk berkomunikasi termasuk salah satunya berkomunikasi dengan dirinya sendiri yang sering juga disebut dengan komunikasi intrapersonal.hal ini lah dimana kita benar-benar di hadapkan dengan diri kita sendiri, pikiran kita sendiri. Dalam situasi ini kita bisa merasakan rileks, tenang, atau bahkan cenderung menutup diri dari lingkungan.
Sehubungan dengan system komunikasi intrapersonal yang ada pada saat ini, ada beberapa poin yang menarik untuk diketahui para pembaca, mulai dari definisi, unsur apa saja yang harus dipenuhi untuk mewujudkan system komunikasi intrapersonal? ciri-ciri system komunikasi intrapersonal, teori apa saja yang digunakan dalam system komunikasi intrapersonal?



Tujuan


ü  Apa itu komunikasi intrapersonal.
ü  Untuk mengetahui apa saja sistem  komunikasin intrapersonal.
ü  Bagaimana komunikasi intrapersonal bisa terjadi.
ü  Apa saja bagian  komunikasin intrapersonal.

                                                                  

Pembahasan


sistem komunikasi intrapersonal
     Setiap orang mempersepsi stimuli sesuai dengan karakteristik personalnya. Dalam ilmu komunikasi, pesan diberi makna berlainan oleh orang yang berbeda. Words don’t mean, people mean. Kata-kata tidak mempunyai makna, oranglah yang memberi makna. Komunikasi intrapersonal meliputi sensasi, persepsi, memori, dan berpikir. Sensasi adalah proses menangkap stimuli. Persepsi adalah proses memberi makna pada sensasi sehingga manusia memperoleh pengetahuan baru. Dengan kata lain, persepsi mengubah sensasi menjadi informasi. Memori adalah proses menyimpan informasi dan memanggilnya kembali. Berfikir adalah mengolah dan memanipulasikan informasi untuk memenuhi kebutuhan atau memberikan respons.

1. Sensasi
      Sensasi berasal dari kata “sense” artinya, alat pengindraan yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Menurut B. Wolman, sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indera. Fungsi alat indera dalam menerima informasi dari lingkungan sangat penting. Melalui alat indera, manusia dapat memahami kualitas fisik lingkungannya, memperoleh pengetahuan dan semua kemampuan untuk berinteraksi dengan dunianya.
     Definisi sensasi, fungsi alat indera dalam menerima informasi dari lingkungan sangat penting. Kita mengenal lima alat indera atau pancaindera. Kita mengelompokannya pada tiga macam indera penerima, sesuai dengan sumber informasi. Sumber informasi boleh berasal dari dunia luar (eksternal) atau dari dalam diri (internal). Informasi dari luar diindera oleh eksteroseptor (misalnya, telinga atau mata). Informasi dari dalam diindera oleh ineroseptor (misalnya, system peredaran darah). Gerakan tubuh kita sendiri diindera oleh propriseptor (misalnya, organ vestibular).


2. Persepsi
     Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Sensasi adalah bagina dari persepsi. Meskipun begitu, menafsirkan makna inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi, dan memori. (Desiderato, 1976:129) Seperti juga sensasi, persepsi juga ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional. David Krech dan Richard S Crutchfield menyebutnya faktor fungsional dan faktor struktural. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi persepsi antara lain adalah perhatian.


3.Perhatian (atensi )
     Perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah (Kenneth Anderson, 1972:46). Apa yang kita perhatikan ditentukan oleh faktor-faktor situasional dan personal. Faktor situasional terkadang disebut sebagai determinan perhatian yang bersifat eksternal atau menarik perhatian (attention getter). Sebuah stimuli diperhatikan karena memiliki sifat-sifat yang menonjol, antara lain:
a. Gerakan
Manusia secara visual lebih tertarik pada objek-objek yang bergerak.
b. Intensitas stimuli
Kita akan memperhatikan stimuli yang lebih menonjol daripada stimuli yang lainnya.
c. Kebaruan (Novelty)
Hal-hal yang baru, yang luar biasa, yang berbeda, akan menarik perhatian.
d. Perulangan
Hal-hal yang disajikan berkali-kali, bila disertai dengan sedikit variasi, akan menarik
perhatian.
Faktor-faktor internal yang mempengaruhi perhatian seseorang terhadap sebuah sebuah
stimuli antara lain:
a. Faktor-faktor biologis
b. Faktor-faktor sosiopsikologis
c. Motif sosiogenis, sikap, kebiasaan, dan kemauan
 

Faktor-faktor Fungsional yang Menentukan Persepsi
    Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal. Yang menentukan persepsi bukanlah jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respons pada stimuli itu. Dari sini, Krech dan Crutchfield merumuskan dalil persepsi yang pertama: persepsi bersifat selektif secara fungsional. Dalil ini berarti bahwa objek-objek yang mendapat tekanan dalam persepsi kita biasanya objek-objek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi. Secara hipnotis, diciptakan tiga macam suasana emosional: suasana bahagia, suasana kritis, dan suasana gelisah.

Kerangka Rujukan (Frame of Reference)
            Faktor-faktor fungsional yang mempengaruhi persepsi lazim disebut sebagai kerangka rujukan. Wever dan Zener menunjukkan bahwa penilaian terhadap objek dalam hal beratnya bergantung pada rangkaian objek yang dinilainya. Kerangka rujukan mempengaruhi bagaimana orang memberi makna pada pesan yang diterimanya. Menurut McDavid dan Harari (1968:140), para psikolog menganggap konsep kerangka rujukan amat berguna untuk menganalisa interpretasi perseptual dari peristiwa yang dialami.

Faktor-faktor Struktural yang Menentukan Persepsi
            Faktor-faktor struktural berasal semata-mara dari sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkannya pada system saraf individu. Para psikolog Gestalat, seperti Kohler, Wartheimer, dan Koffka, merumuskan prinsip-prinsip persepsi yang bersifat structural. Prinsip-prinsip ini kemundian terkenal dengan nama teori Gestalt. Menurut teori Gestalt, mempersepsi sesuatu, kita mempersepsikannya sebagai suatu keseluruhan. Dengan kata lain, kita tidak melihat bagian-bagiannya. Jika kia ingin memahami suatu peristiwa, kita tidak dapat meneliti fakta-fakta yang terpisah; kita harus memandangnya dalam hubungan keseluruhan.
 

            Dari prinsip ini, Krech dan Crutchfield melahirkan dalil persepsi yang kedua: medan perseptual dan kognitif selalu diorganisasikan dan diberi arti. Kita mengorganisasikan stimuli dengan melihat konteksnya. Walaupun stimuli yang kita terima itu tidak lengkap, kita akan mengisinya dengan interpretasi yang konsisten dengan rangkaian stimuli yang kita persepsi. Dalam hubungannya dengan konteks, Krech dan Crutchfield menyebutkan dalil persepsi yang ketiga: sifat-sifat perseptual dan kognitif dari substruktur ditentukan pada umumnya oleh sifat-sifat struktur secara keseluruhan. Menurut dalil ini, jika individu dianggap sebagai anggota kelompok, semua sifat individu yang berkaitan dengan sifat kelompok akan dipengaruhi oleh keanggotaan kelompoknya, dengan efek yang berupa asimilasi atau kontras.
     Asimilasi terjadi jika sifat-sifat kelompok menonjolkan atau melemahkan diri individu. Sedangkan kontras terjadi bila kita melihat sifat-sifar objek persepsi kita bertolak belakang dengan sifat-sifat kelompoknya. Karena manusia selalu memandang stimuli dalam konteksnya, dalam strukturnya, maka ia pun akan mencoba mencari struktur pada rangkaian stimuli. Sturktur ini diperoleh dengan jalan mengelompokkan berdasarkan kedekatan atau persamaan. Prinsip kedekatan menyatakan bahwa stimuli yang berdekatan satu sama lain akan dianggap satu kelompok. Dari prinsip ini, Krech dan Crutchfield menyebutkan dalil persepsi yang keempat: objek atau peristiwa yang berdekatan dalam ruang dan waktu atau menyerupai satu sama lain, cenderung ditanggapi sebagai bagian dari struktur yang sama.
     Pada persepsi sosial, pengelompokkan tidak murni struktural, sebab apa yang dianggap sama atau berdekatan oleh seorang individu tidaklah dianggap sama atau berdekatan oleh individu yang lain. Kebudayaan juga berperan dalam melihat kesamaan. Pengelompokkan kultural erat kaitannya denga label; dan yang kita beri label yang sama cenderung dipersepsi sama. Jadi, kedekatan dalam ruang dan waktu menyebabkan stimuli ditanggapi sebagai bagian dari struktur yang sama. Sering terjadi hal-hal yang berdekatan juga dianggap berkaitan atau mempunyai hubungan sebab akibat. Menurut Krech dan Crutchfield, kecenderungan untuk mengelompokkan stimuli berdasarkan kesamaan dan kedekatan adalah hal yang universal.





DAFTAR PUSTAKA
Rakhmat, J. (2007). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar