Richard Dawkins
Lahir 26 Maret 1941 (umur 73) Nairobi, Kenya. Kebangsaan Britania Raya
Bidang Biologi evolusioner Institusi Oxford University
Pembimbing akademik Niko Tinbergen
Penghargaan Zoological Society Silver Medal (1989)
Faraday Award (1990)
Kistler Prize (2001)
Clinton
Richard Dawkins (lahir di Nairobi, Kenya, 26 Maret 1941; umur 73 tahun) adalah
seorang penulis, ahli etologi, biologi evolusioner, ilmu pengetahuan umum
Britania Raya. Dawkins adalah seorang ateis. Ia banyak menulis tentang etologi,
biologi evolusioner dan ilmu pengetahuan umum.
Dawkins
adalah seorang kritikus kreasionisme dan perancangan cerdas yang terkemuka.
Pada tahun 1986, dalam bukunya yang berjudul The Blind Watchmaker, dia
memperdebatkan analogi sang pembuat jam (argumen yang menyatakan bahwa terdapat
seorang pencipta yang adikodrati yang didasari oleh kompleksnya makhluk hidup
yang ada di dunia ini). Dia mendeskripsikan proses evolusi sebagai sesuatu yang
analog dengan sang pembuat jam yang buta. Sejak saat itu, dia telah menulis
beberapa buku sains populer dan beberapa kali muncul di televisi dan radio,
biasanya mendiskusikan topik-topik tersebut.
Biografi
Richard Dawkins
dilahirkan di Nairobi. Ayahnya, Clinton John Dawkins, adalah seorang tentara
yang berpindah dari Kenya ke negara Inggris pada perang dunia dua untuk
bergabung dengan tentara sekutu. Pada tahun 1949, saat Richard Dawkins berusia
8 tahun, dia kembali ke Inggris. Kedua orangtuanya tertarik dengan ilmu
pengetahuan alam, dan mereka selalu menjawab pertanyaan-pertanyaan Dawkins
secara ilmiah.
Dawkins
mendeskripsikan masa kanak-kanaknya sebagai "masa kanak-kanak Anglikan
yang normal", tetapi dia kemudian mulai meragukan keberadaan Tuhan pada
saat dia berusia 9 tahun, tetapi saat itu dia masih terbujuk oleh argumen dari
desain, yaitu sebuah argumen yang mendukung eksistensi Tuhan atau pencipta,
berdasarkan bukti yang dapat diamati dari keteraturan, tujuan, desain atau arah
–atau kombinasi dari beberapa unsur tersebut– yang terdapat di alam. Pada pertengahan
usia belasan tahun, ia menyadari bahwa Darwinisme merupakan penjelasan yang
lebih baik, dan merasa bahwa tradisi-tradisi dari Gereja Inggris begitu absurd,
dan lebih menekankan pendiktean moral daripada Tuhan.
Dawkin
belajar di Sekolah Oundle dari tahun 1954 hingga 1959. Dia mempelajari zoologi
di Balliol College, Oxford, dimana ia diajari oleh seorang etologis pemenang
Penghargaan Nobel, Nikolaas Tinbergen, dan lulus pada tahun 1962. Dia
melanjutkan kuliah sebagai pelajar peneliti dibawah pengawasan Tinbergen di
Universitas Oxford. Ia meraih gelar M.A dan D.Phill pada tahun 1966, sementara
tetap menjadi asisten peneliti pada tahun berikutnya. Tinbergen merupakan
seorang pionir dalam studi mengenai perilaku hewan, khususnya menyangkut
masalah insting, kemampuan belajar dan memilih. Penelitian Dawkins pada saat
itu berfokus pada berbagai model proses membuat keputusan pada hewan.
Dari tahun
1967 sampai 1969, Dawkins menjadi asisten profesor zoologi di Universitas
California, Berkeley. Selama periode ini, para mahasiswa dan fakultas di UC
Berkeley umumnya menentang Perang Vietnam yang sedang berlangsung saat itu, dan
Dawkins menjadi sangat terlibat dalam demonstrasi dan aktivitas anti-perang.
Dia kembali ke Universitas Oxford pada tahun 1970 sebagai pengajar dan –pada
tahun 1990- sebagai reader (posisi akademis yang lebih tinggi dari pengajar
senior tapi lebih rendah dari profesor) di bidang zoologi. Pada tahun 1995, dia
ditunjuk sebagai Profesor Simonyi dalam Pengertian Publik terhadap Sains di
Universitas Oxford, sebuah posisi yang diberikan oleh Charles Simonyi dengan
maksud bahwa pemegang gelar tersebut “diharapkan memberikan kontribusi penting
kepada pengertian publik terhadap beberapa bidang sains”. Sejak tahun 1970, dia
menjadi bagian dari New College, Oxford.
Pada tahun
1970-an Dawkins menjelaskan sains kehidupan kepada pembaca umum, dimulai dengan
karyanya berjudul The Selfish Gene. Dawkins telah memberikan sejumlah
pengajaran dan kuliah, termasuk kuliah peringatan Henry Sidgwick (1989), kuliah
peringatan pertama Erasmus Darwin (1990), kuliah peringatan Michael Faraday
(1991), kuliah peringatan T.H. Huxley (1992), kuliah peringatan Irvine (1997),
kuliah Sheldon Doyle (1999), Kuliah Tinbergen (2004) dan kuliah Tanner (2003).
Pada tahun 1991, dia memberikan kuliah natal Royal Institution bagi anak-anak.
Dia juga menjadi editor pada sejumlah jurnal dan menjadi penasihat editorial
untuk Encarta Encyclopedia dan Encyclopedia of Evolution. Dia menjadi editor
senior dari Majalah Free Inquiry milik Dewan Humanisme Sekular, dimana ia juga
menulis kolom di situ. Dia juga menjadi anggota dari dewan editorial untuk
majalah Skeptic sejak dari awal berdirinya.
Dawkins
duduk sebagai juri penilai berbagai penghargaan (award) seperti Royal Society’s
Faraday Award dan British Academy Television Award, dan menjadi presiden bidang Sains Biologi dari British
Association for thw Advancement of Science. Pada tahun 2004, Balliol
College, Oxford menginstitusikan Dawkins Prize, yang dianugerahkan bagi
“peelitian yang luar biasa pada ekologi dan perilaku hewan yang kehidupan dan
daya tahannya terancam oleh aktivitas manusia”.
Pada
September 2008, Dawkins pensiun dari posisinya sebagai Profesor Simonyi dalam
Pengertian Publik terhadap Sains di Universitas Oxford,[15][16] dan berencana
untuk menulis buku yang ditujukan bagi generasi muda, dimana ia memberi
peringatan menyangkut kepercayaan terhadap “dongeng anti sains”.
Pada bulan
Agustus 1967, Dawkins menikahi rekan sesama etologis, Marian Stamp, dan
bercerai tahun 1984. Pada tahun yang sama pada tanggal 1 Juni, ia menikahi Eve
Barham –yang menghasilkan seorang anak perempuan, Juliet Emma Dawkins– Tapi
mereka kemudian bercerai dan Barham meninggal akibat kanker pada 28 Februari
1999. Pada tahun 1992, ia menikahi aktris Lalla Ward. Dawkins mengenalnya
melalui teman bersama mereka, Douglas Adams, yang sebelumnya bekerja dengan
Ward di program televisi fiksi ilmiah BBC, Doctor Who. Ward membuat ilustrasi
di lebih dari separuh buku-buku Dawkins dan menjadi pembatu narator dalam versi
audio dari dua buku Dawkins berjudul The Ancestor Tale dan The God Delusion.
Pada tahun 2008 Dawkins muncul dalam Doctor Who di episode “The Stolen
Earth" dan berperan sebagai dirinya sendiri.
Karya
Dalam
karya ilmiahnya, Dawkins terkenal karena mempopulerkan pandangan evolusi yang
berbasis gen. Pandangan ini paling jelas tergambar dalam bukunya The Selfish
Gene (1976), di mana ia mencatat bahwa "semua kehidupan berkembang sesuai
dengan kelangsungan hidup diferensial dari entitas yang bereplikasi", dan
dalam buku The Extended Phenotype (1982), di mana ia menjelaskan seleksi alam
sebagai "proses dimana replikator-replikator saling bersaing untuk
menghasilkan lebih banyak daripada yang lain". Dalam perannya sebagai
seorang etologis, yang tertarik pada perilaku hewan dan kaitannya dengan
seleksi alam, ia membela gagasan bahwa gen merupakan unit utama dalam seleksi
evolusi.
Dawkins
secara konsisten skeptis tentang proses non-adaptif dalam evolusi (seperti
spandrels, yang dijelaskan oleh Gould dan Lewontin) dan tentang seleksi pada
tingkat "di atas" gen. Ia terutama skeptis tentang kemungkinan
praktis atau pentingnya seleksi kelompok sebagai dasar bagi pemahaman
altruisme. Perilaku ini pada awalnya kelihatan seperti paradoks evolusi, karena
membantu yang lain berarti menghabiskan sumber daya yang berharga dan
mengurangi kebugaran sendiri. Sebelumnya, banyak yang menafsirkan ini sebagai
satu aspek dari seleksi kelompok: individu yang melakukan apa yang terbaik bagi
kelangsungan hidup populasi atau spesies secara keseluruhan, dan tidak secara
khusus untuk diri mereka sendiri. Ahli biologi evolusi Inggris WD Hamilton
telah menggunakan pandangan berbasis-gen untuk menjelaskan altruisme dalam hal
kebugaran inklusif dan seleksi keluarga - bahwa individu berperilaku tanpa
pamrih terhadap keluarga dekat mereka yang memiliki banyak kesamaan gen dengan
mereka sendiri Demikian pula, Robert Trivers, yang berpikir dalam kerangka
model gen, mengembangkan teori altruisme timbal balik, dimana satu organisme
memberikan manfaat bagi yang lain dengan harapan mendapat balasan di masa
depan. Dawkins mempopulerkan ide-ide ini dalam The Selfish Gene, dan
mengembangkan mereka dalam karyanya sendiri.
Kritikus-kritikus
terhadap pendekatan Dawkins mengatakan bahwa mengambil gen sebagai unit seleksi
- dalam peristiwa tunggal di mana suatu individu baik dia berhasil atau gagal
berreproduksi - adalah menyesatkan, bahwa sebenarnya gen lebih baik digambarkan
sebagai unit evolusi - dari perubahan frekuensi allele jangka panjang dalam suatu
populasi. Dalam Selfish Gene, Dawkins menjelaskan bahwa dia menggunakan
definisi George C. Williams tentang gen sebagai "benda yang memisahkan dan
menggabungkan kembali dengan frekuensi yang cukup." Keberatan lain yang
umum adalah bahwa gen tidak dapat bertahan hidup sendirian, tetapi harus
bekerja sama untuk membangun individu, dan karena itu tidak bisa menjadi unit
"independen". Dalam The Extended Phenotype, Dawkins menunjukkan bahwa
karena rekombinasi genetik dan reproduksi seksual, dari sudut pandang satu
individu gen, semua gen-gen lainnya adalah bagian dari lingkungan dimana dia
telah beradaptasi.
Pengusung
tingkat seleksi yang lebih tinggi seperti Richard Lewontin, David Sloan Wilson,
dan Elliot Sober menunjukkan bahwa ada banyak fenomena (termasuk altruisme)
dimana seleksi berbasis-gen tidak dapat menjelaskan secara memuaskan. Filsuf
Maria Midgley, dengan siapa Dawkins berdebat dalam tulisan tentang The Selfish
Gene, mengkritik seleksi gen, memetics dan sosiobiologi sebagai terlalu
reduksionis.
Dalam satu
set kontroversi tentang mekanisme dan interpretasi evolusi (yang disebut
sebagai 'Darwin Wars'), satu golongan sering dinamai sebagai faksi Dawkins dan
saingannya sebagai faksi Stephen Jay Gould ahli paleontologi Amerika,
mencerminkan kehebatan masing-masing sebagai orang-orang yang mempopulerkan
ide-ide yang signifikan. Secara khusus, Dawkins dan Gould telah menjadi
komentator yang menonjol dalam kontroversi tentang sosiobiologi dan evolusi
psikologi, dengan Dawkins umumnya menyetujui dan Gould umumnya bersikap kritis.
Sebuah contoh khas dari posisi Dawkins adalah review pedasnya atas Not in Our
Genes oleh Steven Rose, J. Leon Kamin dan Richard C. Lewontin. Dua pemikir
lainnya tentang subjek ini yang sering dianggap bersekutu dengan Dawkins adalah
Steven Pinker dan Daniel Dennett, Dennet telah mempromosikan suatu
pandangan-evolusi berbasis-gen dan membela reduksionisme dalam biologi.Meskipun
ada perselisihan akademis di antara mereka, Dawkins dan Gould tidak bermusuhan
secara pribadi, bahkan Dawkins mendedikasikan sebagian besar bukunya 2003 A
Devil's Chaplain secara anumerta untuk Gould, yang telah meninggal tahun
sebelumnya.
Buku
Dawkins memaparkan bukti evolusi biologi.Buku itu dirilis pada 3 September
2009, diterbitkan di Inggris Raya dan negara-negara Persemakmuran oleh
Transworld. Di Amerika Serikat buku itu dirilis pada tanggal 22 September 2009,
diterbitkan oleh Free Press. Semua karya Dawkins sebelumnya yang berurusan
dengan evolusi mengasumsikan evolusi sebagai kebenaran, dan tidak secara
eksplisit memberikan bukti mengenai asumsi tersebut.Dawkins merasa bahwa ini
merupakan suatu celah dalam karyanya, dan memutuskan untuk menulis buku
bertepatan dengan peringatan dua abad Darwin
Buku Karya Richard Dawkins
• Richard Dawkins (1976) The Selfish Gene (ISBN
0-19-286092-5) – Membahas mengenai evolusi dari sudut pandang gen.
• Richard Dawkins (1982) The Extended Phenotype (ISBN
0-19-286088-7) - Membahas mengenai fenomena fenotip yang menurut Dawkins tidak
hanya bersifat biologis, namun juga memiliki dampak terhadap pola pikir dan
perilaku mahluk hidup.
• Richard Dawkins (1986) The Blind Watchmaker (ISBN
0-393-31570-3) – Menjelaskan mengenai teori evolusi melalui seleksi alam juga
untuk menjawab kritik terhadap buku sebelumnya, The Selfish Gene.
• Richard Dawkins (1995) River Out of Eden (ISBN
0-465-01606-5) - Merupakan rangkuman dari buku-buku sebelumnya, sebagai upaya
Dawkins untuk memberikan gambaran umum untuk para pembacanya mengenai Teori
Evolusi Darwin.
• Richard Dawkins (1996) Climbing Mount Improbable (ISBN
0-393-31682-3) – Membahas mengenai probabilitas dan penerapannya dalam teori
evolusi juga untuk membantah kliam kaum kreasionis.
• Richard Dawkins (1998) Unweaving the Rainbow (ISBN
0-618-05673-4) – Membahas hubungan antara sains dan seni dari sudut pandang
ilmuwan/scientist.
• Richard Dawkins (2003) A Devil's Chaplain (ISBN
0-618-33540-4) - Kumpulan esai yang mengungkapkan pandangan-pandangan Dawkins
mengenai pseudosains, determinisme genetik, memetis, hingga terorisme, agama,
serta kreasionisme
• Richard Dawkins (2004) The Ancestor's Tale (ISBN
0-618-00583-8) – Buku sains populer yang mengisahkan perjalanan manusia melalui
sejarah evolusi, bertemu dengan kerabat manusia yang berasal dari leluhur yang
sama.
• Richard Dawkins (2006) The God Delusion (ISBN
978-0-552-77331-7) – Buku yang membantah berbagai argumen pendukung eksistensi
Tuhan.
• Richard Dawkins (2009) The Greatest Show on Earth (ISBN
978-1-4165-9478-9) - Membahas mengenai bukti-bukti evolusi serta aplikasinya
untuk menentang argumen-argumen kaum kreasionis.
Daftar pustaka
• Ed Sexton (2001) Dawkins and the Selfish Gene (ISBN
1-84046-238-8) – A short summary and defence of Dawkins' ideas.
• Kim Sterelny (2001) Dawkins vs Gould: Survival of the
Fittest (ISBN 1-84046-249-3) – Debates on evolutionary theory between Dawkins
and Stephen Jay Gould.
• Alister McGrath (2005) Dawkins' God: Genes, Memes, and the
Meaning of Life (ISBN 1-4051-2538-1) – A critique of Dawkins' attack on
theistic religion.
• Alan Grafen & Mark Ridley (eds.) (2006) Richard
Dawkins: How a Scientist Changed the Way We Think (ISBN 0-19-929116-0) – An
anthology of 25 essays on Dawkins and his work.
• Keith Ward (2006) Is Religion Dangerous? (ISBN
978-0-7459-5262-8) – A critique of Dawkins' suggestion that religion does more
harm than good.
• Alister McGrath (2007) The Dawkins Delusion? (ISBN
978-0-281-05927-0) – A critical response to Dawkins' The God Delusion.
• John Cornwell (2007) Darwin's Angel (ISBN
978-1-84668-048-9) – "An angelic riposte to The God Delusion."
• David Robertson (2007) The Dawkins Letters (ISBN
978-1-84550-261-4) – "Challenging atheist myths."
The Selfish Gene adalah buku mengenai evolusi karya Richard Dawkins. Buku ini dibuat
berdasarkan teori George C. Williams dalam bukunya Adaptation and Natural
Selection.
Dawkins
menggunakan istilah "gen egois" sebagai cara untuk mengekspresikan
pandangan evolusi berpusat-pada-gen yang menentang pandangan yang terfokus pada
organisme dan kelompok, mempopulerkan ide-ide yang dikembangkan pada 1960-an
oleh WD Hamilton dan lain-lain. Dari pandangan berpusat-gen, makin terkait
secara genetis dua individu, makin masuk akal (pada tingkat gen) bahwa mereka
berperilaku kurang egois satu sama lain. Oleh karena itu konsep ini sangat baik
untuk menjelaskan banyak bentuk altruisme. Istilah ini tidak boleh dirancukan
dengan istilah gen keegoisan.
Dalam bukunya, ia
menjelaskan:
“ Individuals are not stable things, they are fleeting.
Chromosomes too are shuffled to oblivion, like hands of cards soon after they
are dealt. But the cards themselves survive the shuffling. The cards are the
genes. The genes are not destroyed by crossing-over; they merely change
partners and march on. Of course they march on. That is their business. They
are the replicators and we are their survival machines. When we have served our
purpose we are cast aside. But genes are denizens of geological time: genes are
forever.”
“ Individu-individu bukanlah hal yang stabil, mereka
berubah-ubah. Kromosom juga diacak sampai terlupakan, sama seperti sekumpulan
kartu yang telah dibagi-bagikan. Namun kartu-kartu tersebut sendirinya bertahan
dari pengacakan. Kartu-kartu tersebut adalah gen. Gen tidak dihancurkan melalui
penyilangan; gen hanya mengubah pasangannya dan terus ada. Tentu saja gen akan
terus ada. Itulah urusan mereka. Gen adalah replikator dan kita adalah mesin
pertahanan hidupnya. Ketika kita telah menunaikan tugas kita, kita
dikesampingkan. Namun gen merupakan penduduk waktu geologis: gen akan ada
selamanya.”
Suatu
organisme ini diharapkan untuk berevolusi memaksimalkan kesesuaian yang
inklusif--jumlah salinan gen yang diwariskan secara global (bukan oleh individu
tertentu). Akibatnya, populasi akan cenderung ke arah strategi evolusi yang
stabil. Buku ini juga mengenalkan istilah "meme" untuk unit evolusi
budaya manusia sebagai analogi untuk gen, menunjukkan bahwa replikasi
"egois" demikian juga dapat memodelkan budaya manusia, dalam arti
yang berbeda. Memetika telah menjadi subyek banyak penelitian sejak penerbitan
buku ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar