Sabtu, 25 Oktober 2014

Richard Dawkins

Richard Dawkins
Lahir    26 Maret 1941 (umur 73) Nairobi, Kenya. Kebangsaan Britania Raya Bidang Biologi evolusioner Institusi Oxford University
Pembimbing akademik Niko Tinbergen
Penghargaan  Zoological Society Silver Medal (1989)
Faraday Award (1990)
Kistler Prize (2001)
Clinton Richard Dawkins (lahir di Nairobi, Kenya, 26 Maret 1941; umur 73 tahun) adalah seorang penulis, ahli etologi, biologi evolusioner, ilmu pengetahuan umum Britania Raya. Dawkins adalah seorang ateis. Ia banyak menulis tentang etologi, biologi evolusioner dan ilmu pengetahuan umum.
Dawkins adalah seorang kritikus kreasionisme dan perancangan cerdas yang terkemuka. Pada tahun 1986, dalam bukunya yang berjudul The Blind Watchmaker, dia memperdebatkan analogi sang pembuat jam (argumen yang menyatakan bahwa terdapat seorang pencipta yang adikodrati yang didasari oleh kompleksnya makhluk hidup yang ada di dunia ini). Dia mendeskripsikan proses evolusi sebagai sesuatu yang analog dengan sang pembuat jam yang buta. Sejak saat itu, dia telah menulis beberapa buku sains populer dan beberapa kali muncul di televisi dan radio, biasanya mendiskusikan topik-topik tersebut.

Biografi
Richard Dawkins dilahirkan di Nairobi. Ayahnya, Clinton John Dawkins, adalah seorang tentara yang berpindah dari Kenya ke negara Inggris pada perang dunia dua untuk bergabung dengan tentara sekutu. Pada tahun 1949, saat Richard Dawkins berusia 8 tahun, dia kembali ke Inggris. Kedua orangtuanya tertarik dengan ilmu pengetahuan alam, dan mereka selalu menjawab pertanyaan-pertanyaan Dawkins secara ilmiah.

Dawkins mendeskripsikan masa kanak-kanaknya sebagai "masa kanak-kanak Anglikan yang normal", tetapi dia kemudian mulai meragukan keberadaan Tuhan pada saat dia berusia 9 tahun, tetapi saat itu dia masih terbujuk oleh argumen dari desain, yaitu sebuah argumen yang mendukung eksistensi Tuhan atau pencipta, berdasarkan bukti yang dapat diamati dari keteraturan, tujuan, desain atau arah –atau kombinasi dari beberapa unsur tersebut– yang terdapat di alam. Pada pertengahan usia belasan tahun, ia menyadari bahwa Darwinisme merupakan penjelasan yang lebih baik, dan merasa bahwa tradisi-tradisi dari Gereja Inggris begitu absurd, dan lebih menekankan pendiktean moral daripada Tuhan.

Dawkin belajar di Sekolah Oundle dari tahun 1954 hingga 1959. Dia mempelajari zoologi di Balliol College, Oxford, dimana ia diajari oleh seorang etologis pemenang Penghargaan Nobel, Nikolaas Tinbergen, dan lulus pada tahun 1962. Dia melanjutkan kuliah sebagai pelajar peneliti dibawah pengawasan Tinbergen di Universitas Oxford. Ia meraih gelar M.A dan D.Phill pada tahun 1966, sementara tetap menjadi asisten peneliti pada tahun berikutnya. Tinbergen merupakan seorang pionir dalam studi mengenai perilaku hewan, khususnya menyangkut masalah insting, kemampuan belajar dan memilih. Penelitian Dawkins pada saat itu berfokus pada berbagai model proses membuat keputusan pada hewan.

Dari tahun 1967 sampai 1969, Dawkins menjadi asisten profesor zoologi di Universitas California, Berkeley. Selama periode ini, para mahasiswa dan fakultas di UC Berkeley umumnya menentang Perang Vietnam yang sedang berlangsung saat itu, dan Dawkins menjadi sangat terlibat dalam demonstrasi dan aktivitas anti-perang. Dia kembali ke Universitas Oxford pada tahun 1970 sebagai pengajar dan –pada tahun 1990- sebagai reader (posisi akademis yang lebih tinggi dari pengajar senior tapi lebih rendah dari profesor) di bidang zoologi. Pada tahun 1995, dia ditunjuk sebagai Profesor Simonyi dalam Pengertian Publik terhadap Sains di Universitas Oxford, sebuah posisi yang diberikan oleh Charles Simonyi dengan maksud bahwa pemegang gelar tersebut “diharapkan memberikan kontribusi penting kepada pengertian publik terhadap beberapa bidang sains”. Sejak tahun 1970, dia menjadi bagian dari New College, Oxford.

Pada tahun 1970-an Dawkins menjelaskan sains kehidupan kepada pembaca umum, dimulai dengan karyanya berjudul The Selfish Gene. Dawkins telah memberikan sejumlah pengajaran dan kuliah, termasuk kuliah peringatan Henry Sidgwick (1989), kuliah peringatan pertama Erasmus Darwin (1990), kuliah peringatan Michael Faraday (1991), kuliah peringatan T.H. Huxley (1992), kuliah peringatan Irvine (1997), kuliah Sheldon Doyle (1999), Kuliah Tinbergen (2004) dan kuliah Tanner (2003). Pada tahun 1991, dia memberikan kuliah natal Royal Institution bagi anak-anak. Dia juga menjadi editor pada sejumlah jurnal dan menjadi penasihat editorial untuk Encarta Encyclopedia dan Encyclopedia of Evolution. Dia menjadi editor senior dari Majalah Free Inquiry milik Dewan Humanisme Sekular, dimana ia juga menulis kolom di situ. Dia juga menjadi anggota dari dewan editorial untuk majalah Skeptic sejak dari awal berdirinya.

Dawkins duduk sebagai juri penilai berbagai penghargaan (award) seperti Royal Society’s Faraday Award dan British Academy Television Award, dan menjadi presiden bidang Sains Biologi dari British Association for thw Advancement of Science. Pada tahun 2004, Balliol College, Oxford menginstitusikan Dawkins Prize, yang dianugerahkan bagi “peelitian yang luar biasa pada ekologi dan perilaku hewan yang kehidupan dan daya tahannya terancam oleh aktivitas manusia”.

Pada September 2008, Dawkins pensiun dari posisinya sebagai Profesor Simonyi dalam Pengertian Publik terhadap Sains di Universitas Oxford,[15][16] dan berencana untuk menulis buku yang ditujukan bagi generasi muda, dimana ia memberi peringatan menyangkut kepercayaan terhadap “dongeng anti sains”.

Pada bulan Agustus 1967, Dawkins menikahi rekan sesama etologis, Marian Stamp, dan bercerai tahun 1984. Pada tahun yang sama pada tanggal 1 Juni, ia menikahi Eve Barham –yang menghasilkan seorang anak perempuan, Juliet Emma Dawkins– Tapi mereka kemudian bercerai dan Barham meninggal akibat kanker pada 28 Februari 1999. Pada tahun 1992, ia menikahi aktris Lalla Ward. Dawkins mengenalnya melalui teman bersama mereka, Douglas Adams, yang sebelumnya bekerja dengan Ward di program televisi fiksi ilmiah BBC, Doctor Who. Ward membuat ilustrasi di lebih dari separuh buku-buku Dawkins dan menjadi pembatu narator dalam versi audio dari dua buku Dawkins berjudul The Ancestor Tale dan The God Delusion. Pada tahun 2008 Dawkins muncul dalam Doctor Who di episode “The Stolen Earth" dan berperan sebagai dirinya sendiri.

Karya
Dalam karya ilmiahnya, Dawkins terkenal karena mempopulerkan pandangan evolusi yang berbasis gen. Pandangan ini paling jelas tergambar dalam bukunya The Selfish Gene (1976), di mana ia mencatat bahwa "semua kehidupan berkembang sesuai dengan kelangsungan hidup diferensial dari entitas yang bereplikasi", dan dalam buku The Extended Phenotype (1982), di mana ia menjelaskan seleksi alam sebagai "proses dimana replikator-replikator saling bersaing untuk menghasilkan lebih banyak daripada yang lain". Dalam perannya sebagai seorang etologis, yang tertarik pada perilaku hewan dan kaitannya dengan seleksi alam, ia membela gagasan bahwa gen merupakan unit utama dalam seleksi evolusi.

Dawkins secara konsisten skeptis tentang proses non-adaptif dalam evolusi (seperti spandrels, yang dijelaskan oleh Gould dan Lewontin) dan tentang seleksi pada tingkat "di atas" gen. Ia terutama skeptis tentang kemungkinan praktis atau pentingnya seleksi kelompok sebagai dasar bagi pemahaman altruisme. Perilaku ini pada awalnya kelihatan seperti paradoks evolusi, karena membantu yang lain berarti menghabiskan sumber daya yang berharga dan mengurangi kebugaran sendiri. Sebelumnya, banyak yang menafsirkan ini sebagai satu aspek dari seleksi kelompok: individu yang melakukan apa yang terbaik bagi kelangsungan hidup populasi atau spesies secara keseluruhan, dan tidak secara khusus untuk diri mereka sendiri. Ahli biologi evolusi Inggris WD Hamilton telah menggunakan pandangan berbasis-gen untuk menjelaskan altruisme dalam hal kebugaran inklusif dan seleksi keluarga - bahwa individu berperilaku tanpa pamrih terhadap keluarga dekat mereka yang memiliki banyak kesamaan gen dengan mereka sendiri Demikian pula, Robert Trivers, yang berpikir dalam kerangka model gen, mengembangkan teori altruisme timbal balik, dimana satu organisme memberikan manfaat bagi yang lain dengan harapan mendapat balasan di masa depan. Dawkins mempopulerkan ide-ide ini dalam The Selfish Gene, dan mengembangkan mereka dalam karyanya sendiri.

Kritikus-kritikus terhadap pendekatan Dawkins mengatakan bahwa mengambil gen sebagai unit seleksi - dalam peristiwa tunggal di mana suatu individu baik dia berhasil atau gagal berreproduksi - adalah menyesatkan, bahwa sebenarnya gen lebih baik digambarkan sebagai unit evolusi - dari perubahan frekuensi allele jangka panjang dalam suatu populasi. Dalam Selfish Gene, Dawkins menjelaskan bahwa dia menggunakan definisi George C. Williams tentang gen sebagai "benda yang memisahkan dan menggabungkan kembali dengan frekuensi yang cukup." Keberatan lain yang umum adalah bahwa gen tidak dapat bertahan hidup sendirian, tetapi harus bekerja sama untuk membangun individu, dan karena itu tidak bisa menjadi unit "independen". Dalam The Extended Phenotype, Dawkins menunjukkan bahwa karena rekombinasi genetik dan reproduksi seksual, dari sudut pandang satu individu gen, semua gen-gen lainnya adalah bagian dari lingkungan dimana dia telah beradaptasi.

Pengusung tingkat seleksi yang lebih tinggi seperti Richard Lewontin, David Sloan Wilson, dan Elliot Sober menunjukkan bahwa ada banyak fenomena (termasuk altruisme) dimana seleksi berbasis-gen tidak dapat menjelaskan secara memuaskan. Filsuf Maria Midgley, dengan siapa Dawkins berdebat dalam tulisan tentang The Selfish Gene, mengkritik seleksi gen, memetics dan sosiobiologi sebagai terlalu reduksionis.

Dalam satu set kontroversi tentang mekanisme dan interpretasi evolusi (yang disebut sebagai 'Darwin Wars'), satu golongan sering dinamai sebagai faksi Dawkins dan saingannya sebagai faksi Stephen Jay Gould ahli paleontologi Amerika, mencerminkan kehebatan masing-masing sebagai orang-orang yang mempopulerkan ide-ide yang signifikan. Secara khusus, Dawkins dan Gould telah menjadi komentator yang menonjol dalam kontroversi tentang sosiobiologi dan evolusi psikologi, dengan Dawkins umumnya menyetujui dan Gould umumnya bersikap kritis. Sebuah contoh khas dari posisi Dawkins adalah review pedasnya atas Not in Our Genes oleh Steven Rose, J. Leon Kamin dan Richard C. Lewontin. Dua pemikir lainnya tentang subjek ini yang sering dianggap bersekutu dengan Dawkins adalah Steven Pinker dan Daniel Dennett, Dennet telah mempromosikan suatu pandangan-evolusi berbasis-gen dan membela reduksionisme dalam biologi.Meskipun ada perselisihan akademis di antara mereka, Dawkins dan Gould tidak bermusuhan secara pribadi, bahkan Dawkins mendedikasikan sebagian besar bukunya 2003 A Devil's Chaplain secara anumerta untuk Gould, yang telah meninggal tahun sebelumnya.

Buku Dawkins memaparkan bukti evolusi biologi.Buku itu dirilis pada 3 September 2009, diterbitkan di Inggris Raya dan negara-negara Persemakmuran oleh Transworld. Di Amerika Serikat buku itu dirilis pada tanggal 22 September 2009, diterbitkan oleh Free Press. Semua karya Dawkins sebelumnya yang berurusan dengan evolusi mengasumsikan evolusi sebagai kebenaran, dan tidak secara eksplisit memberikan bukti mengenai asumsi tersebut.Dawkins merasa bahwa ini merupakan suatu celah dalam karyanya, dan memutuskan untuk menulis buku bertepatan dengan peringatan dua abad Darwin

Buku Karya Richard Dawkins
•           Richard Dawkins (1976) The Selfish Gene (ISBN 0-19-286092-5) – Membahas mengenai evolusi dari sudut pandang gen.
•           Richard Dawkins (1982) The Extended Phenotype (ISBN 0-19-286088-7) - Membahas mengenai fenomena fenotip yang menurut Dawkins tidak hanya bersifat biologis, namun juga memiliki dampak terhadap pola pikir dan perilaku mahluk hidup.
•           Richard Dawkins (1986) The Blind Watchmaker (ISBN 0-393-31570-3) – Menjelaskan mengenai teori evolusi melalui seleksi alam juga untuk menjawab kritik terhadap buku sebelumnya, The Selfish Gene.
•           Richard Dawkins (1995) River Out of Eden (ISBN 0-465-01606-5) - Merupakan rangkuman dari buku-buku sebelumnya, sebagai upaya Dawkins untuk memberikan gambaran umum untuk para pembacanya mengenai Teori Evolusi Darwin.
•           Richard Dawkins (1996) Climbing Mount Improbable (ISBN 0-393-31682-3) – Membahas mengenai probabilitas dan penerapannya dalam teori evolusi juga untuk membantah kliam kaum kreasionis.
•           Richard Dawkins (1998) Unweaving the Rainbow (ISBN 0-618-05673-4) – Membahas hubungan antara sains dan seni dari sudut pandang ilmuwan/scientist.
•           Richard Dawkins (2003) A Devil's Chaplain (ISBN 0-618-33540-4) - Kumpulan esai yang mengungkapkan pandangan-pandangan Dawkins mengenai pseudosains, determinisme genetik, memetis, hingga terorisme, agama, serta kreasionisme
•           Richard Dawkins (2004) The Ancestor's Tale (ISBN 0-618-00583-8) – Buku sains populer yang mengisahkan perjalanan manusia melalui sejarah evolusi, bertemu dengan kerabat manusia yang berasal dari leluhur yang sama.
•           Richard Dawkins (2006) The God Delusion (ISBN 978-0-552-77331-7) – Buku yang membantah berbagai argumen pendukung eksistensi Tuhan.
•           Richard Dawkins (2009) The Greatest Show on Earth (ISBN 978-1-4165-9478-9) - Membahas mengenai bukti-bukti evolusi serta aplikasinya untuk menentang argumen-argumen kaum kreasionis.
Daftar pustaka
•           Ed Sexton (2001) Dawkins and the Selfish Gene (ISBN 1-84046-238-8) – A short summary and defence of Dawkins' ideas.
•           Kim Sterelny (2001) Dawkins vs Gould: Survival of the Fittest (ISBN 1-84046-249-3) – Debates on evolutionary theory between Dawkins and Stephen Jay Gould.
•           Alister McGrath (2005) Dawkins' God: Genes, Memes, and the Meaning of Life (ISBN 1-4051-2538-1) – A critique of Dawkins' attack on theistic religion.
•           Alan Grafen & Mark Ridley (eds.) (2006) Richard Dawkins: How a Scientist Changed the Way We Think (ISBN 0-19-929116-0) – An anthology of 25 essays on Dawkins and his work.
•           Keith Ward (2006) Is Religion Dangerous? (ISBN 978-0-7459-5262-8) – A critique of Dawkins' suggestion that religion does more harm than good.
•           Alister McGrath (2007) The Dawkins Delusion? (ISBN 978-0-281-05927-0) – A critical response to Dawkins' The God Delusion.
•           John Cornwell (2007) Darwin's Angel (ISBN 978-1-84668-048-9) – "An angelic riposte to The God Delusion."
•           David Robertson (2007) The Dawkins Letters (ISBN 978-1-84550-261-4) – "Challenging atheist myths."

The Selfish Gene adalah buku mengenai evolusi karya Richard Dawkins. Buku ini dibuat berdasarkan teori George C. Williams dalam bukunya Adaptation and Natural Selection.

Dawkins menggunakan istilah "gen egois" sebagai cara untuk mengekspresikan pandangan evolusi berpusat-pada-gen yang menentang pandangan yang terfokus pada organisme dan kelompok, mempopulerkan ide-ide yang dikembangkan pada 1960-an oleh WD Hamilton dan lain-lain. Dari pandangan berpusat-gen, makin terkait secara genetis dua individu, makin masuk akal (pada tingkat gen) bahwa mereka berperilaku kurang egois satu sama lain. Oleh karena itu konsep ini sangat baik untuk menjelaskan banyak bentuk altruisme. Istilah ini tidak boleh dirancukan dengan istilah gen keegoisan.
Dalam bukunya, ia menjelaskan:
“          Individuals are not stable things, they are fleeting. Chromosomes too are shuffled to oblivion, like hands of cards soon after they are dealt. But the cards themselves survive the shuffling. The cards are the genes. The genes are not destroyed by crossing-over; they merely change partners and march on. Of course they march on. That is their business. They are the replicators and we are their survival machines. When we have served our purpose we are cast aside. But genes are denizens of geological time: genes are forever.”
“          Individu-individu bukanlah hal yang stabil, mereka berubah-ubah. Kromosom juga diacak sampai terlupakan, sama seperti sekumpulan kartu yang telah dibagi-bagikan. Namun kartu-kartu tersebut sendirinya bertahan dari pengacakan. Kartu-kartu tersebut adalah gen. Gen tidak dihancurkan melalui penyilangan; gen hanya mengubah pasangannya dan terus ada. Tentu saja gen akan terus ada. Itulah urusan mereka. Gen adalah replikator dan kita adalah mesin pertahanan hidupnya. Ketika kita telah menunaikan tugas kita, kita dikesampingkan. Namun gen merupakan penduduk waktu geologis: gen akan ada selamanya.”

Suatu organisme ini diharapkan untuk berevolusi memaksimalkan kesesuaian yang inklusif--jumlah salinan gen yang diwariskan secara global (bukan oleh individu tertentu). Akibatnya, populasi akan cenderung ke arah strategi evolusi yang stabil. Buku ini juga mengenalkan istilah "meme" untuk unit evolusi budaya manusia sebagai analogi untuk gen, menunjukkan bahwa replikasi "egois" demikian juga dapat memodelkan budaya manusia, dalam arti yang berbeda. Memetika telah menjadi subyek banyak penelitian sejak penerbitan buku ini.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar