Sabtu, 25 Oktober 2014

PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA MASSA

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA MASSA




Kelompok :
                                                Indra Hadi Kusuma                            120531100026
Retno Ayu Tri Wahyuni                    120531100027
                                    Susanti                                                120531100028
                                    Irma Kumala Sari                               120531100029
                                    Hilal Ichwanu                                     120531100030
                                    Shela Novitalia Tamara                     120531100031



UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN BUDAYA
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

PERUBAHAN SOSIAL
Perubahan sosial adalah proses sosial yang di alami oleh anggota masyarakat serta semua unsur-unsur budaya dan sistem-sistem sosial, dimana semua tingkat kehidupan masyarakat secara sukarela atau dipengaruhi oleh unsur-unsur eksternal meninggalkan pola-pola kehidupan, budaya dan sistem sosial lama kemudian menyesuaikan diri atau menggunakan pola-pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial yang baru.
Perubahan sosial terjadi ketika ada kesediaan anggota masyarakat untuk meninggalkan unsur-unsur budaya dan sistem sosial lama dan mulai beralih menggunakan unsur-unsur budaya dan sistem sosial yang baru. Perubahan sosial dipandang sebagai konsep yang serba mencakup seluruh kehidupan masyarakat baik pada tingkat individual, kelompok, masyarakat, negara, dan dunia yang mengalami perubahan.
Hal-hal penting dalam perubahan sosial menyangkut aspek-aspek sebagai berikut perubahan pola pikir masyarakat, perubahan perilaku masyarakat, perubahan budaya materi.
Pertama, perubahan pola pikir dan sikap masyarakat menyangkut persoalan sikap masyarakat terhadap berbagai persoalan sosial dan budaya disekitarnya yang berakibat terhadap pemetaraan pola-pola pikir yang di anut oleh masyarakat sebagai sebuah sikap yang modern. Contohnya, sikap terhadap pekerjaan bahwa konsep dan pola pikir lama tentang pekerjaan adalah sektor formal (menjadi pegawai negeri), sehingga konsep pekerjaan di bagi menjadi 2, yaitu sektor formal dan informal. Saat ini terjadi perubahan terhadap konsep kerja lama di mana pekerjaan konsep tidak sebagai sektor formal (menjadi pegewai negeri), akan tetapi dikonsepkan sebagai sektor yang menghasilkan pendapatan maksimal. dengan demikian, bekerja tidak saja di sektor formal, akan tetapi dimana saja yang penting menghasilkan uang yang maksimal, dengan demikian konsep kerja menjadi sektor formal, yaitu bekerja di pemerintahan, sektor swasta yaitu bekerja di perusahaan swasta besar, sektor informal yaitu bekerja di sektor informal, seperti wiraswasta kecil. 
Kedua , perubahan perilaku masyarakat menyangkut persoalan perubahan sistem-sisten sosial, dimana masyarakat meninggalkan sistem sosial lama dan menjalankan sistem sosial baru. Ketiga, parubahan budaya materi menyangkut perubahan artefak budaya yang digunakan oleh masyarakat.

Masyarakat memulai kehidupan mereka pada suatu fase yang disebut Primitif dimana manusia hidup secara terisolir dan berpindah-pindah disesuaikan dengan lingkungan alam dan sumber makanan yang tersedia. Terdapat beberapa fase dalam kehidupan manusia
  1. Fase Agrokultural, ketika lingkungan alam mulai tidak lagi mampu memberi dukungan terhadap manusia, termasuk juga karena populasi manusia mulai banyak, maka pilihan budayanya bercocok tanam disuatu tempat dan memanen hasil pertanian itu serta berburu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
  2. Fase Tradisional, masyarakat hidup secara menetap di suatu tempat yang di anggap strategis untuk penyediaan berbagai kebutuhan hidup masyarakat, seperti dipinggir sungai, di pantai, di lereng bukit, di dataran tinggi, di dataran rendah ang datar, dan sebagainya. Dan mulai mengenal kata “Desa” dimana beberapa band (kelompok kecil masyarakat) memilih menetap dan saling berinteraksi satu dengan manusia lainnya sehingga menjadi kelompok nbesar dan menjadi komunitas desa.
  3. Fase Transisi, kehidupan desa sudah sangat maju, isolasi kehidupan hampir tidak ditemukan lagi dalam skala luas, transportasi sudah lancer walaupun untuk masyarakat desa tertentu masih menjadi masalah. Pengguna media informasi sudah mulai merata, namun secara geografis masyarakat transisi berada dipinggiran kota serta serta hidup mereka masih secara tradisional, termasuk pola berfikir dan system sosial lama masih silih berganti digunakan dan mengalami penyesuaian dengan hal-hal yang baru dan inovatif. Umumnya masyarakat transisi bersifat mendua atau ambigu terhadap sikap, pandangan, dan perilaku mereka sehari-hari.
  4. Fase Modern, di tandai dengan peningkatan kualita perubahan sosial yang lebih jelas meninggalkan fase transisi. Kehidupan masyarakat sudah mulaikosmopolitan dengan kehidupan individual yang sangat menonjol. System religi dan control sosial masyarakat  serta system kekerabatan mulai di abaikan. Masyarakat sudah mulai hidup dengan system mekanik,  kaku, dan hubungan-hubungan ditentukan berdasarkan pada kepentingan masing-masing elemen masyarakat.
  5. Fase Postmodern, masyarakat secara financial, pengetahuan, relasi, dan semua prasyarat sebagai masyarakat modern sudah dilampauinya. Walaupun terkadang ada satu dua masyarakat modern yang memiliki cirri masyarakat postmodern walupun belum memiliki kenampakan tersebut, namun hal itu bersifat temporer dan meniru kelompok-kelompok lain yang lebih mapan. Dan dapat disimpulkan masyarakat postmodern adalah masyarakat dengan kelebihan-kelebihan tertentu dimana kelebihan itu menciptakan pola sikap dan perilaku serta pandangan-pandangan terhadap diri dan masyarakat sosial yang berbeda dengan masyarakat modern atau masyarakat sebelum itu.
Sifat-sifat yang menonjol dari masyarakat postmodern :
  1. Memiliki pola hidup nonmaden
  2. Secara sosiologis mereka berada pada titik nadir, antara struktur dan agen
  3. Manusia postmodern lebih suka menghargai privasi
  4. Kehidupan pribadi yang bebas menyebabkan orang-orang postmodern menjadi sangat sekuler, memiliki pemahaman nilai-nilai sosial yang subyektif dan liberal
  5. Pemahaman orang postmodern yang bebas menyebabkan cenderung melakukan “gerakan kembali”. Namun itu akan menjadi perspektif yang berbeda dengan orang yang selama ini sudah dan sedang ada di wilayah tersebut

Budaya Massa dan Budaya Populer

Makna kata massa mengacu pada kolektivitas tanpa bentuk, yang komponen-komponannya sulit dibedakan satu dengan yang lainnya. Dengan demikian, maka massa sama dengan suatu kumpulan orang banyak yang tidak mengenal keberadaan individualitas.
Blumer dalam McQuail, mengemukakan ada empat komponen sosiologis yang mengandung arti massa, yaitu:
  1. Anggota massa adalah orang-orang dari kelas social yang berbeda
  2. Terdiri dari individu-individu yang anonim
  3. Anggota massa terpisah satu dengan yang lainnya
  4. Keorganisasian bersifat longgar dan tidak mampu bertindak bersama atau secara kesatuan.
Secara umum pengertian massa ditandai dengan:
  • Kurang memiliki kesadaran diri.
  • Kurang memiliki identitas diri.
  • Tidak mampu bergerak secara serentak dan terorganisir untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
  • Massa ditandai oleh komposisi yang selalu berubah dan berada dalam batas wilayah yang selalu berubah pula.
  • Massa tidak bertindak dengan dirinya sendiri, tetapi dikooptasi untuk melakukan suatu tindakan.
  • Meski anggotanya heterogen, dan dari semua lapisan sosial, massa selalu bersikap sama dan berbuat sesuai dengan persepsi orang yang akan mengkooptasi mereka.

Konsep massa kemudian mengandung pengertian masyarakat secara keseluruhan “masyarakat massa” (the mass society). Menurut McQuail, massa ditandai oleh
(1) memiliki agregat yang besar;
(2) tidak dapat dibedakan;
(3) cenderung berpikir negatif; 
(4) sulit diperintah atau diorganisasi; dan 
(5) refleksi dari khalayak massa.



Media massa adalah institusi yang menghubungkan seluruh unsur massyarakat satu dengan lainnya dengan melalui produk media massa yang dihasilkannya.
Secara spesifikasi institusi media massa adalah
1.      Sebagai seluruh produksi dan distribusi kotensimbolis
2.      Sebagai institusi publik yang bekerja sesuai aturan yang ada
3.      Keikutsertaan baik sebagai pengirim atau penerima adalah sukarela
4.      Menggunakan standar profsional dan birokrasi, dan
5.      Media sebagai perpaduan antara kebebasan dan kekuasan ( McQuail, 2002:15)
Kehidupan masyarakat kota pada umunya media massa telah menjadi salah satu kebutuhan dalam berinteraksi di dalam masyarakat perkotaan satu dengan lainnya.
Media massa memiliki persyaratan dalam pemakainnya yaitu:
1.      Orang harus bisa membaca sebelum menerima surat kabar atau majalah
2.      Orang harus memiliki pesawat radio atau televis, bila akan mengikuti siarannya.
3.      Kebiasaan memanfaatkan media
Dalam penyampain berbagai produk tayangan media massa berupaya menyesuaikan dengan khalayak yang heterogen dan berbagais osio-ekonomi, kultural, dan lainnya. Di sisi lain, media juga sering menyajikan berita, film, informasi lain dari berbagai negara sebagai upaya media memuaskan khalayaknya.
Produk media baik yang berupaberita, program keluarga , kuis, film, dansebagainya, disebut juga upaya massa yaitu karya budaya.
Budaya massa di bentuk di sebabkan:
1.      Tuntutan industry kepada pencipta untuk menghasilkan karya yang banyak dalam tempo singkat. Maka si pencipta untuk menghasilkan karya yang banyak dalam tempo singkat, tak sempat lagi berfikir, dan dengan secepatnya menyelesaikan karyanya. Dan memiliki target dalam waktu tertentu
2.      Karena massa cenderung ‘ latah’ menyulap atau meniru sesuatu yang sedang naik daun atau laris, sehingga media mencari keuntungan sebesar-besarnya.
            Pada umumnya budaya massa di pengaruhi oleh budaya popular. Pemikiran tentang budaya popular menurut Ben Agger  (1992;24) dapat di kelompokan pada empat aliran yaitu:
a.       Budaya di bangun berdasarkan kesenangan namun tidak substansialdan mengentaskan orang dari kejenuhan kerja sepanjang hari.
b.      Kebdayaan popular menghancurkan nilai budaya tradisional
c.       Kebudayaan menjadi masalah besar dalam pandangan ekonomi Marx kapitalis
d.      Kebudayaan popular merupakan budaya yang menetesdariatas.
              Kebudayan popular banyak berkaitan dengan masalah kseharian yang dapat di nikmati olehsemua orang atau kalangan orang tertentu, seperti pementasan mega bintang, kendaran pribadi, fashion, model rumah, perawatan tubuh, dan semacamnya.
Kebudayaan popular lebih banyak berpengaruh pada kelompok orang muda dan menjadi pusat ideology masyarakat dan kebudayaan, padahal budaya popular pterus menjadi kontradiksi dan perdebatan. Budaya popular lebih banyak mempertontonkan sisi hiburan, yang kemudian mengesankan lebih konsumtif. Richard Dyer mengatakan hiburan merupakan kebutuhan pribadi masyarakat yang dipengaruhi oleh struktur kapitalis.
Hiburan menyatu dengan makna-makna hiburan yang saat ini didominasi oleh music. Hampir tidak dapat ditemui sebuah hiburan tanpa mengabaikan peran music. Music memiliki prinsip kesenangan yang tertanam dan menjelma dalam kehidupan manusia sehingga terbentuk suatu kebudayaan.
Dunia hiburan telah menjadi sebuah proses reproduksi kepuasan manusia dalam sebuah media. Hampir tidak ada lagi perbedaan antara kehidupan nyata dan dunia yang digambarakan dalam film yang dirancang menggunakan efek suara dengan tingkat ilusi yang sempurna sehingga tak terkesan imaginative.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar