SOSIOLOGI KOMUNIKASI
PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA MASSA

Kelompok :
Indra Hadi Kusuma 120531100026
Retno
Ayu Tri Wahyuni 120531100027
Susanti 120531100028
Irma
Kumala Sari 120531100029
Hilal
Ichwanu 120531100030
Shela
Novitalia Tamara 120531100031
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN BUDAYA
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
PERUBAHAN SOSIAL
Perubahan
sosial adalah proses sosial yang di alami oleh anggota masyarakat serta semua
unsur-unsur budaya dan sistem-sistem sosial, dimana semua tingkat kehidupan
masyarakat secara sukarela atau dipengaruhi oleh unsur-unsur eksternal
meninggalkan pola-pola kehidupan, budaya dan sistem sosial lama kemudian
menyesuaikan diri atau menggunakan pola-pola kehidupan, budaya, dan sistem
sosial yang baru.
Perubahan
sosial terjadi ketika ada kesediaan anggota masyarakat untuk meninggalkan
unsur-unsur budaya dan sistem sosial lama dan mulai beralih menggunakan
unsur-unsur budaya dan sistem sosial yang baru. Perubahan sosial dipandang
sebagai konsep yang serba mencakup seluruh kehidupan masyarakat baik pada
tingkat individual, kelompok, masyarakat, negara, dan dunia yang mengalami
perubahan.
Hal-hal
penting dalam perubahan sosial menyangkut aspek-aspek sebagai berikut perubahan
pola pikir masyarakat, perubahan perilaku masyarakat, perubahan budaya materi.
Pertama,
perubahan pola pikir dan sikap masyarakat menyangkut persoalan sikap masyarakat
terhadap berbagai persoalan sosial dan budaya disekitarnya yang berakibat
terhadap pemetaraan pola-pola pikir yang di anut oleh masyarakat sebagai sebuah
sikap yang modern. Contohnya, sikap terhadap pekerjaan bahwa konsep dan pola
pikir lama tentang pekerjaan adalah sektor formal (menjadi pegawai negeri),
sehingga konsep pekerjaan di bagi menjadi 2, yaitu sektor formal dan informal.
Saat ini terjadi perubahan terhadap konsep kerja lama di mana pekerjaan konsep
tidak sebagai sektor formal (menjadi pegewai negeri), akan tetapi dikonsepkan
sebagai sektor yang menghasilkan pendapatan maksimal. dengan demikian, bekerja
tidak saja di sektor formal, akan tetapi dimana saja yang penting menghasilkan
uang yang maksimal, dengan demikian konsep kerja menjadi sektor formal, yaitu
bekerja di pemerintahan, sektor swasta yaitu bekerja di perusahaan swasta
besar, sektor informal yaitu bekerja di sektor informal, seperti wiraswasta
kecil.
Kedua
, perubahan perilaku masyarakat menyangkut persoalan perubahan sistem-sisten sosial,
dimana masyarakat meninggalkan sistem sosial lama dan menjalankan sistem sosial
baru. Ketiga, parubahan budaya materi menyangkut perubahan artefak budaya yang
digunakan oleh masyarakat.
Masyarakat
memulai kehidupan mereka pada suatu fase yang disebut Primitif dimana manusia hidup secara terisolir dan berpindah-pindah
disesuaikan dengan lingkungan alam dan sumber makanan yang tersedia. Terdapat
beberapa fase dalam kehidupan manusia
- Fase Agrokultural, ketika
lingkungan alam mulai tidak lagi mampu memberi dukungan terhadap manusia,
termasuk juga karena populasi manusia mulai banyak, maka pilihan budayanya
bercocok tanam disuatu tempat dan memanen hasil pertanian itu serta
berburu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
- Fase Tradisional, masyarakat hidup
secara menetap di suatu tempat yang di anggap strategis untuk penyediaan
berbagai kebutuhan hidup masyarakat, seperti dipinggir sungai, di pantai,
di lereng bukit, di dataran tinggi, di dataran rendah ang datar, dan
sebagainya. Dan mulai mengenal kata “Desa” dimana beberapa band (kelompok
kecil masyarakat) memilih menetap dan saling berinteraksi satu dengan
manusia lainnya sehingga menjadi kelompok nbesar dan menjadi komunitas
desa.
- Fase Transisi, kehidupan desa sudah
sangat maju, isolasi kehidupan hampir tidak ditemukan lagi dalam skala
luas, transportasi sudah lancer walaupun untuk masyarakat desa tertentu
masih menjadi masalah. Pengguna media informasi sudah mulai merata, namun
secara geografis masyarakat transisi berada dipinggiran kota serta serta
hidup mereka masih secara tradisional, termasuk pola berfikir dan system
sosial lama masih silih berganti digunakan dan mengalami penyesuaian
dengan hal-hal yang baru dan inovatif. Umumnya masyarakat transisi
bersifat mendua atau ambigu terhadap sikap, pandangan, dan perilaku mereka
sehari-hari.
- Fase Modern, di tandai dengan
peningkatan kualita perubahan sosial yang lebih jelas meninggalkan fase
transisi. Kehidupan masyarakat sudah mulaikosmopolitan dengan kehidupan
individual yang sangat menonjol. System religi dan control sosial
masyarakat serta system kekerabatan
mulai di abaikan. Masyarakat sudah mulai hidup dengan system mekanik, kaku, dan hubungan-hubungan ditentukan
berdasarkan pada kepentingan masing-masing elemen masyarakat.
- Fase Postmodern, masyarakat secara
financial, pengetahuan, relasi, dan semua prasyarat sebagai masyarakat
modern sudah dilampauinya. Walaupun terkadang ada satu dua masyarakat
modern yang memiliki cirri masyarakat postmodern walupun belum memiliki
kenampakan tersebut, namun hal itu bersifat temporer dan meniru
kelompok-kelompok lain yang lebih mapan. Dan dapat disimpulkan masyarakat
postmodern adalah masyarakat dengan kelebihan-kelebihan tertentu dimana
kelebihan itu menciptakan pola sikap dan perilaku serta
pandangan-pandangan terhadap diri dan masyarakat sosial yang berbeda
dengan masyarakat modern atau masyarakat sebelum itu.
Sifat-sifat yang menonjol
dari masyarakat postmodern :
- Memiliki
pola hidup nonmaden
- Secara
sosiologis mereka berada pada titik nadir, antara struktur dan agen
- Manusia
postmodern lebih suka menghargai privasi
- Kehidupan
pribadi yang bebas menyebabkan orang-orang postmodern menjadi sangat
sekuler, memiliki pemahaman nilai-nilai sosial yang subyektif dan liberal
- Pemahaman
orang postmodern yang bebas menyebabkan cenderung melakukan “gerakan
kembali”. Namun itu akan menjadi perspektif yang berbeda dengan orang yang
selama ini sudah dan sedang ada di wilayah tersebut
Budaya
Massa dan Budaya Populer
Makna
kata massa mengacu pada kolektivitas tanpa bentuk, yang komponen-komponannya
sulit dibedakan satu dengan yang lainnya. Dengan demikian, maka massa sama
dengan suatu kumpulan orang banyak yang tidak mengenal keberadaan
individualitas.
Blumer dalam McQuail, mengemukakan
ada empat komponen sosiologis yang mengandung arti massa, yaitu:
- Anggota massa adalah orang-orang dari kelas social yang berbeda
- Terdiri dari individu-individu yang anonim
- Anggota massa terpisah satu dengan yang lainnya
- Keorganisasian bersifat longgar dan tidak mampu bertindak bersama atau secara kesatuan.
Secara umum pengertian
massa ditandai dengan:
- Kurang memiliki kesadaran diri.
- Kurang memiliki identitas diri.
- Tidak mampu bergerak secara serentak dan terorganisir untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
- Massa ditandai oleh komposisi yang selalu berubah dan berada dalam batas wilayah yang selalu berubah pula.
- Massa tidak bertindak dengan dirinya sendiri, tetapi dikooptasi untuk melakukan suatu tindakan.
- Meski anggotanya heterogen, dan dari semua lapisan sosial, massa selalu bersikap sama dan berbuat sesuai dengan persepsi orang yang akan mengkooptasi mereka.
Konsep massa kemudian
mengandung pengertian masyarakat secara keseluruhan “masyarakat massa” (the mass society).
Menurut McQuail, massa ditandai oleh
(1) memiliki agregat
yang besar;
(2) tidak dapat
dibedakan;
(3) cenderung
berpikir negatif;
(4) sulit diperintah
atau diorganisasi; dan
(5) refleksi dari
khalayak massa.
Media
massa adalah institusi yang
menghubungkan
seluruh unsur massyarakat satu dengan lainnya dengan melalui produk media
massa yang dihasilkannya.
Secara spesifikasi institusi media
massa adalah
1.
Sebagai seluruh produksi dan distribusi kotensimbolis
2.
Sebagai institusi publik yang
bekerja
sesuai aturan yang ada
3.
Keikutsertaan baik sebagai pengirim atau penerima adalah sukarela
4.
Menggunakan standar profsional dan birokrasi, dan
5.
Media sebagai perpaduan antara kebebasan dan kekuasan ( McQuail,
2002:15)
Kehidupan masyarakat kota pada umunya media massa telah menjadi salah satu kebutuhan dalam berinteraksi di dalam masyarakat perkotaan satu dengan lainnya.
Media massa memiliki persyaratan dalam pemakainnya yaitu:
1. Orang harus bisa membaca sebelum menerima surat kabar atau majalah
2. Orang harus memiliki pesawat radio atau televis, bila akan mengikuti siarannya.
3. Kebiasaan
memanfaatkan media
Dalam penyampain berbagai produk tayangan media massa berupaya menyesuaikan dengan khalayak yang heterogen dan berbagais osio-ekonomi, kultural, dan lainnya. Di sisi lain, media juga sering menyajikan berita, film, informasi lain dari berbagai negara sebagai upaya media
memuaskan
khalayaknya.
Produk media baik yang berupaberita, program
keluarga , kuis, film, dansebagainya, disebut juga upaya massa yaitu karya budaya.
Budaya massa di bentuk
di sebabkan:
1.
Tuntutan
industry kepada
pencipta untuk menghasilkan karya yang
banyak
dalam tempo singkat. Maka si pencipta untuk menghasilkan karya yang banyak dalam tempo singkat, tak sempat lagi berfikir, dan dengan secepatnya menyelesaikan karyanya. Dan memiliki
target dalam
waktu tertentu
2.
Karena massa cenderung ‘
latah’ menyulap
atau meniru sesuatu yang sedang naik daun atau laris, sehingga media mencari keuntungan sebesar-besarnya.
Pada umumnya budaya massa di pengaruhi oleh budaya popular. Pemikiran tentang budaya popular
menurut Ben Agger (1992;24) dapat di
kelompokan
pada empat aliran yaitu:
a.
Budaya di bangun berdasarkan kesenangan namun tidak substansialdan mengentaskan
orang dari
kejenuhan kerja sepanjang hari.
b.
Kebdayaan
popular menghancurkan nilai budaya tradisional
c.
Kebudayaan menjadi masalah besar dalam pandangan ekonomi Marx
kapitalis
d.
Kebudayaan
popular merupakan
budaya yang menetesdariatas.
Kebudayan popular banyak berkaitan dengan masalah kseharian yang dapat di nikmati olehsemua orang atau kalangan orang
tertentu, seperti
pementasan mega bintang, kendaran pribadi, fashion, model rumah, perawatan tubuh, dan semacamnya.
Kebudayaan
popular lebih banyak berpengaruh pada kelompok orang muda dan menjadi pusat
ideology masyarakat dan kebudayaan, padahal budaya popular pterus menjadi
kontradiksi dan perdebatan. Budaya popular lebih banyak mempertontonkan sisi
hiburan, yang kemudian mengesankan lebih konsumtif. Richard Dyer mengatakan
hiburan merupakan kebutuhan pribadi masyarakat yang dipengaruhi oleh struktur
kapitalis.
Hiburan
menyatu dengan makna-makna hiburan yang saat ini didominasi oleh music. Hampir
tidak dapat ditemui sebuah hiburan tanpa mengabaikan peran music. Music
memiliki prinsip kesenangan yang tertanam dan menjelma dalam kehidupan manusia
sehingga terbentuk suatu kebudayaan.
Dunia
hiburan telah menjadi sebuah proses reproduksi kepuasan manusia dalam sebuah
media. Hampir tidak ada lagi perbedaan antara kehidupan nyata dan dunia yang
digambarakan dalam film yang dirancang menggunakan efek suara dengan tingkat
ilusi yang sempurna sehingga tak terkesan imaginative.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar