MAKALAH
PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI
![]() |
KOMUNIKASI SEBAGAI TRANSAKSI DAN INTERAKSI
Di Susun Oleh :
1. Azizur Rohim
Almalizy
2. Ferry Putra Dwi
Ferdana
3. Irma Kumala Sari
4. Muhammad Ismail
5. Retno Ayu Tri
Wahyuni
6. Susanti
ILMU
KOMUNIKASI
FAKULTAS
ILMU SOSIAL dan ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS
TRUNOJOYO MADURA
2012/2013
Model Komunikasi Transaksional
Model komunikasi transaksional adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan
yang berlangsung secara terus menerus dalam sebuah episode komunikasi. Kata
transaksi selalu mengacu pada proses pertukaran dalam suatu hubungan. Dalam
komunikasi antarpribadi pun dikenal transaksi. Yang dipertukarkan adalah
pesan-pesan baik verbal maupun nonverbal. Model komunikasi transaksional
berarti proses yang terjadi bersifat kooperatif, pengirim dan penerima
sama-sama bertanggung jawab dampak dan efektivitas komunikasi yang terjadi.
Dalam model ini komunikasi hanya dapat dipahami dalam konteks hubungan
(relationship) antara dua orang atau lebih. Pandangan ini menekankan bahwa
semua perilaku adalah komunikatif. Tidak ada satupun yang tidak dapat
dikomunikasikan. Dalam model ini komunikasi merupakan upaya untuk mencapai
kesamaan makna. Apa yang dikatakan seseorang dalam sebiah transaksi sangat
dipengaruhi pengalamannya dimasa lalu. Misalnya, seseorang banyak berkata
tentang penyakit jantung, bagaimana rasanya, usaha apa saja untuk mengontrol
penyakit ini, dan obat apa yang mampu mengontrolnya. Dipastikan orang yang
berbicara banyak tentang penyakit ini adalah orang yang memiliki pengalaman dengan
penyakit ini, misalnya dia seorang yang menderita penyakit jantung, orang yang
disayangi menderita sakit jantung, atau dia adalah seorang dokter.
Model komunikasi transaksional membangun kesadaran kita bahwa antara pesan satu
dengan pesan yang lain saling berhubungan, saling ketergantungan. Asumsi model
ini adalah ketika komunikasi terjadi terus menerus, kita akan berurusan dengan
elemen verbal dan non verbal, artinya para komunikator sedang menegosiasikan
makna. Ketika anda mendengarkan seseorang yang berbicara, sebenarnya pada saat
itu bisa saja anda pun mengirimkan pesan secara nonverbal (isyarat tangan,
ekspresi wajah, nada suara, dan sebagainya) kepada pembicara tadi. Anda
menafsirkan bukan hanya kata-kata pembicara tadi, juga perilaku nonverbalnya.
Dua orang atau beberapa orang yang berkomunikasi, saling bertanya, berkomentar,
menyela, mengangguk, menggeleng, mendehem, mengangkat bahu, memberi isyarat
dengan tangan, tersenyum, tertawa, menatap, dan sebagainya, sehingga proses
penyandian (encoding) dan penyandian-balik (decoding) bersifat spontan dan
simultan di antara orang orang yang terlibat dalam komunikasi. Semakin banyak
orang yang berkomunikasi, semakin rumit transaksi komunikasi yang terjadi. Bila
empat orang peserta terlibat dalam komunikasi, akan terdapat lebih banyak
peran, hubungan yang lebih rumit, dan lebih banyak pesan verbal dan nonverbal.
Contohnya, ketika seorang teman anda sedang menceritakan pengalamannya sebagai
dokter ahli jantung. Anda yang berprofesi sebagai pemadam kebakaran mungkin
merasa kesulitan memahami kata-kata teman anda, anda hanya diam mendengarkan
sambil mengerutkan dahi. Melihat ekspresi anda yang seperti itu, kemungkinan
teman anda akan menjelaskan kata-kata sulit tersebut kemudian meneruskan
pembicaraan. Dalam pembicaraan anda dan teman anda terjadi pertukaran tidak
hanya elemen verbal tetapi elemen nonverbal juga. Disini elemen nonverbal
memiliki kedudukan sama pentingnya dengan elemen verbal.
Dalam
konteks ini komunikasi adalah suatu proses personal karena makna atau pemahaman
yang kita peroleh pada dasarnya bersifat pribadi. Penafsiran anda atas perilaku
verbal dan nonverbal orang lain yang anda kemukakan kepadanya juga mengubah
penafsiran orang lain tersebut atas pesan-pesan anda, dan pada gilirannya,
mengubah penafsiran anda atas pesan-pesannya, begitu seterusnya. Menggunakan
pandangan ini, tampak bahwa komunikasi bersifat dinamis. Pandangan inilah yang
disebut komunikasi sebagai transaksi, yang lebih sesuai untuk komunikasi tatap
muka yang mungkinkan pesan atau respons verbal dan nonverbal bisa diketahui
secara langsung. Kelebihan konseptualisasi komunikasi sebagai transaksi adalah
bahwa komunikasi tersebut tidak membatasi kita pada komunikasi yang disengaja
atau respons yang dapat diamati. Artinya, komunikasi terjadi apakah para
pelakunya menyengajanya atau tidak, dan bahkan meskipun menghasilkan respons
yang tidak dapat diamati. Berdiam diri, mengabaikan orang lain di sekitar,
bahkan meninggalkan ruangan, semuanya bentuk-bentuk komunikasi, semuanya
mengirimkan sejenis pesan. Gaya pakaian dan rambut anda, ekspresi wajah anda,
jarak fisik antara anda dengan orang lain, nada suara anda, kata-kata yang anda
gunakan, semua itu mengkomunikasikan sikap, kebutuhan, perasaan dan penilaian
anda.
Dalam model komunikasi transaksional, pengalaman untuk mencapai kesamaan makna
akan membuat komunikasi yang terjadi semakin efektif. Misalnya seminar
penyuluhan jantung kronis dihadiri oleh pembicara seorang dokter ahli jantung
dan peserta seminar adalah orang-orang penderita jantung kronis. Pengalaman
tentang pengobatan (memberi pengobatan dan menerima pengobatan) merupakan
perpotongan pengalaman diantara dua pihak yang melakukan transaksi. Kesamaan
pengalaman ini membuat seminar dapat berjalan dengan baik karena para peserta
seminar tidak harus mengerutkan kening mendengar istilah kedokteran tentang
penyakit jantung ini, dan dokterpun tidak harus menjelaskan ulang tentang
istilah yang berkaitan dengan penyakit tersebut.
ANALISIS
TRANSAKSIONAL (ERIC BERNE)
Teori
analisis transaksional merupakan karya besar Eric Berne (1964), yang ditulisnya
dalam buku Games People Play. Berne adalah seorang ahli ilmu jiwa
terkenal dari kelompok Humanisme. Teori analisis transaksional merupakan teori
terapi yang sangat populer dan digunakan dalam konsultasi pada hampir semua
bidang ilmu-ilmu perilaku. Teori analisis transaksional telah menjadi salah
satu teori komunikasi antarpribadi yang mendasar.
Kata transaksi selalu mengacu pada proses pertukaran dalam suatu hubungan.
Dalam komunikasi antarpribadi pun dikenal transaksi. Yang dipertukarkan adalah
pesan-pesan baik verbal maupun nonverbal. Analisis transaksional sebenarnya bertujuan
untuk mengkaji secara mendalam proses transaksi (siapa-siapa yang terlibat di
dalamnya dan pesan apa yang dipertukarkan).
Dalam diri setiap manusia, seperti dikutip Collins (1983), memiliki tiga
status ego. Sikap dasar ego yang mengacu pada sikap orangtua (Parent= P.
exteropsychic); sikap orang dewasa (Adult=A. neopsychic); dan ego
anak (Child = C, arheopsychic). Ketiga sikap tersebut dimiliki
setiap orang (baik dewasa, anak-anak, maupun orangtua).
Sikap orangtua yang diwakili dalam perilaku dapat ter1ihat dan terdengar dari
tindakan maupun tutur kata ataupun ucapan-ucapannya. Seperti tindakan
menasihati orang lain, memberikan hiburan, menguatkan perasaan, memberikan
pertimbangan, membantu, melindungi, mendorong untuk berbuat baik adalah sikap
yang nurturing parent (NP). Sebaliknya ada pula sikap orang tua yang
suka menghardik, membentuk, menghukum, berprasangka, melarang, semuanya
disebut dengan sikap yang critical parent (CP).
Setiap orang juga menurut Berne memiliki sikap orang dewasa. Sikap orang
dewasa umumnya pragmatis dan realitas. Mengambil kesimpulan, keputusan berdasarkan
fakta-fakta yang ada. Suka bertanya, mencari atau menunjukkan fakta-fakta, bersifat
rasional dan tidak emosional, bersifat objektif dan sebagainya.
Sikap lain yang dimiliki juga adalah sikap anak-anak. Dibedakan antara natural
child (NC) yang ditunjukkan dalam sikap ingin tahu, berkhayal, kreatif,
memberontak. Sebaliknya yang bersifat adapted child (AC) adalah
mengeluh, ngambek, suka pamer, dan bermanja diri.
Ketiga sikap itu ibarat rekaman yang selalu diputar-putar bagai piringan
hitam dan terus bernyanyi berulang-ulang di saat dikehendaki dan dimungkinkan.
Karenanya maka sering anda berkata : si Pulan sangat dewasa; si Iteung
kekanak-kanakan; atau si Ucok sok tua, mengajari/menggurui.
Bagaimana cara mengetahui sikap ego
yang dimiliki setiap orang? Berne mengajukan empat cara, yaitu:
1.
Melihat
tingkah laku nonverbal maupun verbal yang digunakannya. Tingkah laku nonverbal
tersebut pada umumnya sama namun dapat dibedakan kode-kode simbolnya pada
setiap orang sesuai dengan budaya yang melingkupinya. Di samping nonverbal juga
melalui verbal, misalnya pilihan kata. Seringkali (umumnya) tingkah laku
melalui komunikasi verbal dan nonverbal berbarengan.
2.
Mengamati
bagaimana sikap seseorang ketika bergaul dengan orang lain. Dominasi satu sikap
dapat dilihat kalau Pulan sangat menggurui orang lain maka Pulan sangat
dikuasai oleh P dalam hal ini critical parent. Si Iteung suka ngambek
maka Iteung dikuasai oleh sikap anak. Si Ucok suka bertanya dan mencari
fakta-fakta atau latar belakang suatu kejadian maka ia dikuasai oieh sikap
dewasa.
3.
Mengingat
kembali keadaan dirinya sewaktu masih kecil; hal demikian dapat terlihat
misalnya dalam ungkapan : buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Cara berbicara,
gerak-gerik nonverbal mengikuti cara yang dilakukan ayah dan ibunya yang anda
kenaI.
4.
Mengecek
perasaan diri sendiri, perasaan setiap orang muncul pada konteks, tempat
tertentu yang sangat mempengaruhi apakah lebih banyak sikap orang tua, dewasa,
ataupun anak-anak sangat menguasai mempengaruhi seorang.
Berne
juga mengemukakan terdapat beberapa faktor yang menghambat terlaksananya
transaksi antarpribadi, atau keseimbangan ego sebagai sikap yang dimiliki
seseorang itu. Terdapat dua hambatan utama yaitu:
1.
Kontaminasi (contamination).
Kontaminasi merupakan pengaruh yang kuat dari salah satu sikap atau lebih
terhadap seseorang sehingga orang itu “berkurang” keseimbangannya.
2.
Eksklusif (exclusive);
penguasaan salah satu sikap atau lebih terlalu lama pada diri seseorang.
Misalnya sikap orang tua yang sangat mempengaruhi seseorang dalam satu waktu
yang lama sehingga orang itu terus menerus memberikan nasihat, melarang
perbuatan tertentu, mendorong dan menghardik.
Berne
mengajukan tiga jenis transaksi antarpribadi yaitu: transaksi komplementer,
transaksi silang, dan transaksi tersembunyi.
1.
Transaksi
komplementer; jenis transaksi ini merupakan jenis terbaik dalam komunikasi
antarpribadi karena terjadi kesamaan makna terhadap pesan yang mereka pertukarkan,
pesan yang satu dilengkapi oleh pesan yang lain meskipun dalam jenis sikap ego
yang berbeda. Transaksi komplementer terjadi antara dua sikap yang sama, sikap
dewasa. Transaksi terjadi antara dua sikap yang berbeda namun komplementer.
Kedua sikap itu adalah sikap orang tua dan sikap anak-anak. Komunikasi
antarpribadi dapat dilanjutkan manakala terjadi transaksi yang bersifat
komplementer karena di antara mereka dapat memahami pesan yang sama dalam suatu
makna.
2.
Transaksi
silang; terjadi manakala pesan yang dikirimkan komunikator tidak mendapat
respons sewajarnya dari komunikan. Akibat dari transaksi silang adalah
terputusnya komunikasi antarpribadi karena kesalahan dalam memberikan makna
pesan. Komunikator tidak menghendaki jawaban demikian, terjadi kesalahpahaman
sehingga kadang-kadang orang beralih ke tema pembicaraan lain.
3.
Transaksi
tersembunyi; jika terjadi campuran beberapa sikap di antara komunikator dengan
komunikan sehingga salah satu sikap menyembunyikan sikap yang lainnya. Sikap
tersembunyi ini sebenarnya yang ingin mendapatkan respons tetapi ditanggap lain
oleh si penerima. Bentuk-bentuk transaksi tersembunyi bisa terjadi jika ada 3
atau 4 sikap dasar dari mereka yang terlibat dalam komunikasi antarpribadi
namun yang diungkapkan hanya 2 sikap saja sedangkan 1 atau 2 lainnya tersembunyi.
Jika terjadi 3 sikap dasar sedangkan yang lainnya disembunyikan maka transaksi
itu disebut transaksi tersembunyi 1 segi (angular). Kalau yang terjadi ada 4
sikap dasar dan yang disembunyikan 2 sikap dasar disebut dengan dupleks.
Berne juga mengajukan rekomendasinya untuk posisi dasar seseorang jika
berkomunikasi antarpribadi secara efektif dengan orang lain. Ada empat posisi
yaitu :
1.
Saya OK,
kamu OK (I’m OK., you’re OK)
2.
Saya OK,
kamu tidak OK (I’m OK, you’re not OK)
3.
Saya tidak
OK, kamu OK (I’m not OK, yo/ire OK)
4. Saya tidak OK, kamu tidak OK (I’m not OK, you’re not OK).
Komunikasi sebagai interaksi
Komunikasi
Interaksi adalah proses dimana setiap individu
menggunakan simbol-simbol
untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan
mereka. Komunikasi interaksi terjadi karena adanya proses atau pertukaran informasi
antara satu individu dengan individu lainnya atau satu kelompok dengan kelompok
lainnya dan akhirnya menciptakan ‘’feedback’’
atau umpan balik. Umpan balik adalah komunikasi yang diberikan pada
sumber pesan oleh penerima pesan untuk menunjukan pemahaman.
Model
linear
berasumsi bahwa seseorang hanyalah pengirim
atau penerima.
Tentu hal ini merupakan pandangan yang sangat sempit terhadap
partisipan-partisipan dalam proses komunikasi.
Oleh karena itu, Wilbur Schramm
(1954)
mengemukakan bahwa kita juga harus mengamati hubungan
antara seorang pengirim dan penerima. Model komunikasi
interaksional yang menekankan proses komunikasi dua
arah dari pengirim kepada penerima dan sebaliknya dari penerima kepada
pengirim. Interaksional
mengilustrasikan bahwa seseorang dapat menjadi baik pengirim maupun penerima
dalam sebuah interaksi, tetapi tidak dapat menjadi keduanya
sekaligus. Satu elemen
penting bagi model komunikasi interaksional adalah umpan balik atau tanggapan
terhadap suatu pesan.
Umpan balik dapat berupa verbal
maupun non-verbal,
sengaja maupun tidak sengaja. Umpan balik juga membantu para komunikator
untuk mengetahui apakah pesan mereka tersampaikan atau tidak dan sejauh mana
pencapaian makna terjadi. Dalam model
interaksional, umpan balik terjadi setelah pesan diterima, bukan pada saat
pesan sedang dikirim.
Pandangan ini menyetarakan
komunikasi dengan suatu proses sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang arahnya
bergantian. Seseorang menyampaikan pesan, baik verbal atau non verbal,
seseorang penerima bereaksi dengan memberi jawaban verbal dan non verbal. Salah
satu unsur yang ditambahkan dalam konseptualisasi ini adalah umpan balik (feed
back ), yakni apa yang disampaikan penerima pesan kepada sumber pesan, yamg
sekaligus digunakan sumber pesan sebagai petunjuk mengenai efektivitas pesan
yang ia sampaikan sebelumnya.
nama bukunya siapa mba
BalasHapusMbk perbedaan antara komunikasi sebagai transaksi dengan komunikasi sebagai interaksi apa yha ?
BalasHapus#masih bingung
Interaksi itu bagian dari proses komunikasi transaksi, dalam komunikasi transaksional ada aksi dan reaksi nah itu yg dimaksud interaksi
Hapus